Iki Terbaru/Paling Greeess

Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Sambut HUT Ke 80 RI, Siswa TK Gelar Camping Day

Iki Radio - Sedikitnya 24 siswa siswi dari TK PKK Al Aman Banjarmasin Kalimantan Selatan, menggelar sejumlah kegiatan di Kebun Raya Banua, Selasa (12/08/2025).

Kepala TK PKK Al Aman, Yenni mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian anak.

"Jadi ini kegiatannya Campingday, untuk mengembangkan karakter dan melatih kemandirian anak," kata Yenni.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam campingday diantaranya berbagai lomba bertemakan kemerdekaan.

"Kebetulan ini bulan Agustus, Bulan Kemerdekaan, jadi tema kegiatan outdoor kali ini adalah dalam rangka HUT ke 80 RI. Ada mewarnai, dan lomba lomba lainnya," lanjutnya.

Diharapkan, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kemandirian siswa, dan menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini.(Iw/Kalsel)

Bentengi Anak di Era Digital, Dari Teladan Orang Tua hingga Aksi Komunitas

Iki Radio - Dalam era digital yang makin terhubung, anak-anak Indonesia tumbuh dalam ruang virtual yang luas dan penuh tantangan. Gawai dan internet bukan lagi barang mewah, melainkan bagian dari keseharian. Namun, di balik manfaatnya yang besar, internet menyimpan risiko serius, mulai dari paparan konten tak layak, penipuan daring, hingga kejahatan siber seperti perundungan digital (cyberbullying).

Maka, perlindungan terhadap anak di ruang digital ternyata tidak hanya bergantung pada orang tua atau guru. Lingkungan sosial terdekat, tetangga, teman sebaya, bahkan komunitas kecil tempat anak bermain memegang peran krusial sebagai benteng sosial pertama.

"Bukan hanya orang tua atau guru, tetangga dan teman sebaya juga punya peran besar dalam menanamkan kebiasaan berinternet secara sehat dan bertanggung jawab,” tulis akun resmi Kemkomdigi dan Bakohumas, dalam kampanye “Ruang Digital Ramah Anak” yang dikutip di Jakarta, Minggu (3/8/2025). 

Filter Sosial Dimulai dari Sekitar Rumah

Ketika anak bermain atau berinteraksi di luar rumah, mereka menyerap nilai, norma, dan kebiasaan digital dari lingkungan. Budaya saling mengingatkan, menjadi contoh yang baik, serta menciptakan atmosfer yang aman dan terbuka adalah bekal penting untuk membentengi anak dari dampak negatif internet.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama BAKOHUMAS merilis tiga aksi nyata yang dapat dilakukan lingkungan sekitar, yakni:

Mendorong penggunaan internet yang produktif

Anak perlu dibiasakan menggunakan gawai untuk hal-hal positif seperti belajar, berkreasi, dan mencari inspirasi. Lingkungan bisa menjadi pengingat dan penyemangat.

Mencegah pergaulan digital yang berbahaya

Termasuk menjauhkan anak dari budaya perundungan di media sosial atau aplikasi chatting. Edukasi tentang empati dan menghargai sesama menjadi kunci.


Membangun kesadaran akan bahaya kejahatan digital

Warga sekitar dapat membantu mengenali potensi ancaman seperti penipuan daring, ajakan dari pihak asing, atau konten berbahaya, lalu bersama-sama menyiapkan respon cepat dan tepat.

Kampanye itu juga merinci empat pilar penting dalam membentuk ruang digital yang aman dan ramah anak, yaitu:

1. Orang Tua sebagai Garda Terdepan

Orang tua dapat memberikan pemahaman etika dan risiko internet, menjadi teladan dalam penggunaan teknologi, mengawasi aktivitas daring anak secara bijak serta membangun komunikasi dua arah agar anak merasa aman bercerita.


2. Guru di Sekolah

Guru di sekolah dapat mengintegrasikan literasi digital dan keamanan siber ke dalam kurikulum, menciptakan ruang diskusi tentang etika digital, serta mendeteksi tanda-tanda anak yang menjadi korban kejahatan daring.


3. Lingkungan Sosial Sekitar

Lingkungan sosial sekitar dapat berperan menumbuhkan budaya saling peduli atas perilaku digital anak-anak, menjadi pengawas informal terhadap aktivitas anak di ruang digital serta menjadi rujukan awal ketika terjadi masalah digital di antara anak-anak.


4. Masyarakat Umum dan Pemerintah

Sedangkan masyarakat umum dan pemerintah bisa menyediakan kanal pengaduan yang aman dan responsif, mendorong regulasi perlindungan anak secara sistemik serta menggandeng sektor teknologi dan pendidikan untuk sinergi perlindungan siber.


Internet Aman untuk Anak, Dimulai dari Kita

Maraknya kasus kejahatan siber pada anak juga menjadi alarm bersama bahwa literasi digital belum merata. Saatnya seluruh lapisan masyarakat turun tangan, menciptakan ruang digital yang bukan hanya cerdas, tapi juga beretika dan aman.

"Mari lindungi anak-anak dari ancaman digital. Dimulai dari rumah, diperkuat di sekolah, dijaga bersama di lingkungan, dan didukung oleh kebijakan masyarakat luas," pesan Kemkomdigi. 

Melindungi anak di dunia nyata adalah keharusan. Tapi melindungi mereka di dunia maya yang tak kasat mata adalah panggilan zaman yang tak boleh diabaikan.

Lindungi Anak di Ruang Digital, Enam Menteri Teken MoU Komitmen Bersama

Iki Radio - Untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak Indonesia, enam menteri dari Kabinet Merah Putih menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) komitmen bersama, yakni Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi.

Menkomdigi, Meutya Hafid, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk melindungi anak di ruang digital sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

"Hari ini menjadi langkah nyata kolaborasi lintas sektor sesuai pesan Presiden agar kita selalu kompak dalam melindungi anak Indonesia di ruang digital," jelas Menkomdigi dalam acara Festival Lindungi Anak di Era Digital: Digital Aman, Anak Hebat di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Kamis (31/7/2025).

Penandatanganan Nota Kesepahaman itu menjadi langkah awal pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak (PP TUNAS), sebagai wujud sinergi lintas kementerian dalam menjaga anak dari risiko paparan negatif di ruang digital.

Meutya menjelaskan, salah satu hal yang diatur oleh PP TUNAS adalah penundaan aktivitas anak di ruang digital hingga mencapai usia tertentu.

"Sebagai contoh mengemudi kendaraan, itu ada usia minimalnya. Kita juga percaya bahwa untuk masuk ke ranah digital yang mungkin memiliki tingkat bahaya yang sama atau bahkan lebih daripada mengemudi, harus ada usia minimum anak-anak untuk masuk ke ranah sosial media dan juga ranah PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) pada umumnya," tegas Meutya.

Ia juga menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyediakan ruang aktivitas bagi anak-anak berkegiatan secara fisik agar tidak terus terpapar oleh gawai.

"Ini lintas kita semua, baik KemenPPPA, Kemendikdasmen, Kemenag, Kemendagri, dan Kemendukbangga, berperan menyediakan ruang-ruang yang baik bagi anak untuk beraktivitas," ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 menyebut bahwa 39,71 persen anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler, sementara 35,57 persen lainnya sudah mengakses internet.

Tanpa regulasi yang kuat, anak-anak berpotensi terpapar konten negatif di ruang digital yang tidak sesuai dengan usianya.

Oleh karena itu, PP TUNAS juga mengatur kewajiban PSE untuk memverifikasi usia pengguna dan menerapkan pengamanan teknis yang dapat memitigasi risiko paparan konten negatif.

Bagi pelanggar, PP TUNAS menetapkan sanksi administratif hingga pemutusan akses terhadap platform yang tidak patuh.

Nota kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari pengesahan PP TUNAS oleh Presiden Prabowo Subianto pada 28 Maret 2025.

Hari Pertama Sekolah di Jakarta, Farel Prayoga Senang Dapat Teman Baru

Iki Radio - Farel Prayoga menjalani lembaran baru dalam hidupnya. Penyanyi cilik asal Banyuwangi ini resmi pindah ke Jakarta dan mulai bersekolah di Ibu Kota. Di hari pertamanya, Farel tampak antusias dan mengaku senang karena sudah mendapatkan teman-teman baru.

Farel yang kini berusia 14 tahun, menikmati suasana barunya di Jakarta. Meski kehidupan keluarganya sempat diguncang masalah, termasuk kasus judi online yang menjerat sang ayah, Farel tetap berusaha melangkah maju.

"Sudah pindah sekolah di Jakarta, dapat suasana baru, teman baru, bisa main bareng juga. Ya gitu aja sih," ujar Farel saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.

Bagi Farel, pindah ke Jakarta menjadi awal yang menyegarkan. Ia merasa semangat dan terbuka dengan berbagai pengalaman baru.

"Bisa dibilang ini lembaran baru buat aku. Sekolah di Jakarta tuh dapet banget vibes-nya, antusiasnya terasa, dan pengalaman barunya juga dapet," lanjutnya.

Soal pergaulan, Farel mengaku tidak kesulitan untuk berteman. Popularitasnya sebagai penyanyi membantu dirinya cepat dikenal oleh teman-teman sekelas.

"Nggak banyak sih, tapi ada beberapa yang udah akrab. Mereka juga lumayan tahu aku," katanya.

Dalam menghadapi berbagai tantangan, Farel menyebut ada dua sosok yang paling ia percaya saat ini: dirinya sendiri dan sang manajer, Muhammad Rais.

"Yang paling aku percaya, ya diri sendiri sama manajer aku," ucap Farel.

"Karena memang mereka (tim manajemen) yang selalu dukung aku, kasih semangat, ngerti cara terbaik buat aku. Sering bilang, ‘Rel, ini yang benar buat kamu. Ayo kamu bisa’. Mereka selalu support," tutupnya.(okezone.com)

Top

Bisyarah, Kowad Lulusan Terbaik Akmil, Sempat Diterima di Teknik Pertambangan

Iki Radio - Perwira Remaja Letda Caj. Bisyarah Salsabila Panggabean merupakan peraih penghargaan Taruni Akademi Militer (Akmil) terbaik Anindya Wiratama.

Perempuan kelahiran 21 Mei 2003 itu menjadi satu dari tiga penerima penghargaan siswa terbaik Akmil di tahun 2025.

Penghargaan Anindya Wiratama ini setara dengan Adhi Makayasa. Hanya saja penghargaan ini dikhususkan bagi para perempuan yang memilih menjadi kowad atau prajurit TNI.

Bisyarah Salsabila mengaku bangga mendapatkan penghargaan ini. Ia sendiri merupakan angkatan atau leting ketujuh di Akmil dan taruni seangkatannya hanya 17 orang.

"Sebelumnya memang keluarga saya belum ada yang menjadi tentara seperti saya. Dan ini merupakan kehormatan bagi saya, telah diberi penghargaan langsung oleh Bapak KSAD dan Gubernur Akademi Militer," kata Bisyarah, dikutp dari tayangan Youtube TNI AD pada Senin, (28/7/2025).

Ayah Bisyarah, Bernard Panggabean adalah karyawan swasta dan ibunya yakni Herika Sakti merupakan seorang ibu rumah tangga.

Namun ia mengatakan, kedua orangtuanya sejak dulu membantu anak-anakanya untuk meraih cita-cita masuk TNI.

“Ayah saya mengarahkan anak-anaknya ke TNI. Ayah selalu meyakinkan saya, walaupun saya perempuan pasti bisa,” ujarnya.


Pernah lolos jalur undangan Jurusan Teknik Pertambangan

Bisyarah sejak kecil bercita-cita jadi dokter. namun saat menginjak usia remaja dan dewasa ia tertarik untuk masuk Akpol atau Akmil.

Ia menamatkan pendidikan di SMA 12 Bekasi dengan Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sebelum diterima di Akmil, ia sendiri sudah diterima di Teknik Pertambangan. Bahkan diterima lewat jalur undangan salah satu kampus.

“Dulu saya lolos tes masuk suatu kampus, Jurusan Teknik Pertambangan. Tetapi karena saat itu juga lolos di tahapaan Akmil akhirnya saya memilih melepasnya,”. Kata dia, dilansir dari Youtube TNI

Ia juga sempat mendaftar Akpol pada tahun 2021 namun tidak lolos. Lalu pada tahun 2022 ia kembali mendaftar Akpol dan Akmil sekaligus. Hingga akhirnya ia diterima di Akmil dan menamatkan pendidikannya selama tiga tahun.

Saat mengikuti pendidikan di Akmil, Bisyarah juga mendapatkan pin emas dari penilaian Tripola Dasar. Kalau Nilai prestasi akumulatif di Akmil, nilai miliknya sebesar 842.697.

Sedari awal, Bisyarah memang sudah meniatkan diri untuk masuk Akmil. Dia sudah melakoni latihan fisik dan ragam latihan lainnya sejak di bangku SMA. Semua dilakukan agar Bisyarah dapat lolos seleksi masuk Akmil.

Setelah dinyatakan lolos, semangat Bisyarah tidak berhenti sampai di situ. Dia menargetkan diri untuk mendapatkan prestasi selama masa pendidikan.

"Untuk saya sendiri memang sudah menjadi target," kata dia.

Ia juga mengikuti les akademik agar bisa lolos. Walaupun harus ia akui, banyak rintangan selama studi. Misalnya rasa malas, rasa kangen kepada orangtua.

“Tentu tidak mudah mendapatkan penghargaan ini terutama untuk kami,perempuan. Ini menjadi motvasi buat saya, rajin belajar dan Alhamdulillah menjadi kehormatan mendapat penghargaan ini,” ujarnya.

Saat pengumuman namanya menjadi penerima penghargaan, ia hanya memberitahukan hal ini ke ibunya.

“Tidak bilang ke ayah, supaya jadi suprise,” katanya.(kompas)

Top

Nydia Yuliana, Harumkan Nama Unair dalam Ajang Miss Indonesia 2025

Iki Radio - Cantik saja tidak akan berarti, tetapi jika dipadukan dengan kecerdasan, wawasan luas, kepribadian baik, serta kepedulian terhadap isu sosial dan budaya akan mengantarkan individu meraih prestasi gemilang. Seperti capaian prestasi Nydia Yuliana, mahasiswi program studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), yang terpilih sebagai finalis Miss Indonesia 2025 mewakili Kalimantan Timur. 

Nydia menyebut bahwa terpilih menjadi finalis Miss Indonesia 2025 ini adalah salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya. Ia memaknai prestasi ini bukan sekadar gelar atau sorotan publik semata, tetapi juga amanah besar yang membawa tanggung jawab baru untuknya. 

"Tanggung jawab saya menjadi lebih besar karena sebagai seorang Miss Indonesia saya harus memiliki dan mengaplikasikan MISS atau Manners, Impressive, Smart and Social di kehidupan saya sehari-hari. Selain itu, saya juga memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar, di mana saya harus membuat kecantikan saya bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar selayaknya apa yg diusung oleh Miss Indonesia yakni Beauty with A Purpose," ujarnya.

Miss Indonesia merupakan ajang pemilihan perempuan muda berbakat paling bergengsi di tanah air. Ajang ini mengusung motto "Beauty with a Purpose" atau kecantikan dengan tujuan mulia, yang berarti para finalis tidak hanya dinilai dari penampilan, tetapi juga dari kontribusi sosial dan proyek kemanusiaan yang mereka usung. 

Dalam kesempatan itu, Nydia menyampaikan gagasannya mengenai isu-isu pelecehan seksual yang ramai terjadi beberapa waktu ke belakang. Ia dengan tim kemudian menginisiasi langkah konkret dengan menghadirkan platform notourfault.id. 

"Saya melihat isu tersebut sebagai suatu panggilan untuk melakukan sesuatu. Kasus itu cukup memprihatinkan, sehingga saya memutuskan untuk membuat sebuah website yang berfokus sebagai wadah edukasi dan pemberi bantuan yang dikhususkan bagi para korban pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan bullying," paparnya, dalam rilis Unair, Kamis(17/7/2025).

Seusai kompetisi Miss Indonesia berakhir, Nydia tetap berkomitmen menjalankan nilai-nilai yang telah ia dapatkan. "Saya akan terus melanjutkan dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial lainnya, karena saya percaya bahwa saya diciptakan untuk menjadi berkat bagi sekeliling saya,” tegasnya.

Semangat Nydia dalam berkompetisi ini patut dijadikan inspirasi bagi perempuan muda, khususnya bagi mereka yang belum berani mencoba. "Saya harus menahan diri saya selama tiga tahun lamanya untuk akhirnya saya bisa memiliki keberanian dalam mengambil langkah ini. Saya juga sering menghadapi orang-orang yang sering menyatakan bahwa saya tidak mungkin bisa melakukan ini semua hanya karena status dan gender yang saya miliki," ungkapnya.

Nydia berharap perempuan muda Indonesia terus melajukan tekadnya dalam menggapai mimpi-mimpi yang dimiliki. "Tidak perlu takut untuk mengusahakan mimpi yang ingin kita capai, cause i believe that life is a choice and make sure that u choose the path u deserve," pungkasnya.(mad/hjr)

Mensos : Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat 15 Hari

Iki Radio - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, masa pengenalan atau orientasi siswa Sekolah Rakyat membutuhkan waktu sekitar 15 hari, lebih lama dari sekolah-sekolah umum  karena seluruh tenaga kependidikan dan siswa benar-benar baru.

Hal tersebut disampaikan Gus Ipul, melalui keterangan resmi,  saat peresmian Sekolah Rakyat Menengah Pertama di Kawasan Sentra Terpadu Inten Soewono, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025).

"Kalau di sekolah umum yang melakukan pengenalan itu kan hanya murid baru, kalau ini semua baru. Kepala sekolahnya baru, gurunya baru, kemudian juga siswanya baru, tenaga kependidikan yang lain juga baru. Oleh karena itu, waktu kita lebih lama. Mungkin kalau yang umum itu hanya lima hari, kita bisa 15 hari atau dua minggu," kata Gus Ipul.

Gus Ipul mengatakan, setelah orientasi, siswa baru akan memasuki masa matrikulasi karena tidak ada tes akademik. Pada tahap itu, para siswa akan mendapatkan sosialisasi tentang proses pembelajaran.

"Karena tidak ada tes akademik, anak-anak nanti akan melakukan sosialisasi dan adaptasi proses pembelajaran. Setelah nanti pemahamannya semua sama, maka proses belajar-mengajarnya dimulai. Kurikulumnya sama seperti kurikulum formal, ada pendidikan karakter, ada juga keterampilan, dan lain-lainnya sama," ujarnya.

Mensos  menegaskan, untuk memastikan tidak ada perundungan atau bullying, Kemensos telah bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Tidak ada bullying. Harus dihindari, harus dimitigasi, jangan sampai ada bullying, tidak ada kekerasan seksual, tidak ada intoleransi. Nah dalam keperluannya, kita kerja sama dengan Kementerian PPPA juga dengan KPAI, kemudian juga dengan beberapa lagi lembaga untuk memitigasi agar itu tidak terjadi dengan mekanisme, prosedur, dan mungkin nanti juga dengan teknologi," tuturnya.

Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan untuk menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum.

Sistem pembelajaran yang digunakan di Sekolah Rakyat mengadopsi fitur Learning Management System dan mengintegrasikannya dengan modul pembelajaran digital sehingga bisa menjangkau anak-anak di wilayah terpencil, dan area-area lain yang selama ini luput dari akses pendidikan berkualitas.(infopublik.id)

Hari Pertama Masuk, Tamsa Ajak Seluruh Siswa Peduli Kebersihan

Iki Radio - Penanaman budaya bersih, menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Taman (Tamsa) Kota Madiun, pada hari pertama masuk sekolah, Senin (14/07/2025).

Siswa kelas 1 mengambil sampah yang ada disekitar sekolahnya sebagai salah satu kegiatan dalam pelaksanaan MPLS di SDN 01 Taman Kota Madiun, Senin 14 Juli 2025

Penanaman sikap kepedulian para siswa, baik siswa baru kelas 1, hingga kelas 6, menjadi awal pembiasaan bagi siswa, pada tahun ajaran 2025/2026 ini.


"Kalau semuanya bersih, lingkungan sekolah bersih, anak anak akan dapat belajar dengan nyaman, " kata Sukanan, Kepala SDN 01 Taman Kota Madiun, didepan ratusan siswa saat membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Senin.


Pada MPLS tahun ini, pemerintah menekankan pelaksanaan MPLS Ramah 2025. Yakni penekanan pada pentingnya suasana sekolah yang aman, nyaman, dan inklusif.


Tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bagi para siswa. Inisiatif ini juga bertujuan untuk memperkuat karakter siswa.


"Ini (kebersihan) merupakan tanggung jawab kita bersama, bukan hanya yang kelas 1 tetapi seluruh siswa dan warga sekolah," lanjutnya.


Kepala SDN 01 Taman Kota Madiun saat memberikan pengarahan di halaman sekolah, Senin 14 Juli 2025

Setelah diberikan arahan, seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, dengan didampingi guru kelasnya masing masing, terlihat langsung menyebar diseluruh area sekolah.


Mereka mengambil sampah yang ada di dalam lingkungan sekolahnya, kemudian membuang sampat itu pada tempat sampah yang disediakan.


"Bukan hanya saat MPLS, namun diharapkan akan muncul kepedulian seluruh warga sekolah, untuk menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman, dan inklusif," pungkasnya.

6 Fakta Avan Ferdiansyah, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala

Iki Radio - Nama Avan Ferdiansyah Hilmi (19) belakangan jadi buah bibir. Sosok pemuda asal Kelurahan Mankujayan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, itu viral setelah prestasinya terungkap.

Avan siswa SMA N 1 Ponorogo yang berhasil menjadi mahasiswa ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Kedua orang tua Avan hanya berjualan minuman dingin dan es kocok keliling, namun dari prestasi akademisi Avan memiliki lebih dari 100 piala kejuaraan dari SD hingga SMA dengan mengikuti sejumnlah lomba termasuk lomba olimpiade kebumian di ITB.© KOMPAS.COM/SUKOCO

Sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga menamatkan SMA di SMAN 1 Ponorogo, Avan telah mengoleksi lebih dari 100 piala dan penghargaan.

Avan kemudian semakin menjadi sorotan setelah berhasil diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

1. Sudah ikut lomba sejak TK

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (9/7/2025), Umi Latifah selaku ibunda Avan menceritakan bahwa banyak piala dan trofi dikumpulkan putranya sejak TK.

Di rumahnya yang sederhana, ada lemari kayu menempel di dinding ruang tamu berukuran 3x4 meter. Lemari itu sesak oleh ratusan piala yang disusun rapi di dalam maupun di atasnya.

Di ruangan yang sama, terdapat kasur dan meja kecil tempat Avan belajar. Sementara kursi tamu diletakkan mepet ke dinding depan karena keterbatasan ruang.

"Avan itu ikut lomba sejak sebelum masuk SD di salah satu mal di Madiun. Dan dia langsung jadi juara. Sejak saat itu kadang sebulan 2 kali dia ikut lomba dan pasti membawa pulang piala maupun trofi juara," ujar Umi.

Meski belum masuk sekolah dasar, Avan sudah pandai membaca dan berhitung dari kegemarannya mengamati gambar dan poster tentang abjad dan nomor.

Sejak bisa membaca, Avan hobi sekali membaca buku "Why", buku bergambar yang berisi pengetahuan dasar.

“Satu buku harganya bisa Rp 100.000. Karena suka membaca mau tidak mau kita belikan,” imbuh Umi Latifah.

Meski tergolong buku mahal, namun kedua orangtua Avan tetap mengupayakan agar putranya maju dalam ilmu pengetahuan.

"Avan memiliki kelebihan dalam memamahami ilmu pengetahuan dasar," ucap Umi.

Dari hal itu, Umi memberikan kebebasan kepada Avan untuk mengikuti berbagai perlombaan.


2. Tidak pernah dapat beasiswa dari pemda

Setelah berhasil membawa pulang lebih dari 100 trofi dan piala kejuaran, bahkan kejuaraan OSN tingkat nasional, tak sekalipun Avan mendapat beasiswa dari Pemda.

Eko Yulianto, sang ayah mengaku sering meminta keringanan biaya kepada pihak sekolah agar bisa meringankan biaya sekolah Avan.

Sebab, hasil dari berjualan es keliling yang dilakoninya tidak bisa menutup biaya pendidikan Avan.

“Enggak pernah dapat beasiswa untuk sekolah. Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” katanya.

Walaupun, tak pernah mendapat beasiswa dari pemerintah daerah, Eko bersyukur karena sejumlah yayasan sempat membantunya memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, mulai dari seragam hingga buku pelajaran.

Namun, sejak Avan masuk SMA Negeri 1 Ponorogo, bantuan itu terhenti.

“Waktu SD dibantu PLN, SMP dibantu Baznas. Tapi masuk SMA, sama sekali tidak ada,” ujar Eko.

Ironisnya, meski tergolong keluarga prasejahtera, nama Eko Yudianto tak pernah tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Sampai saat ini pun keluarganya tak terdaftar sebagai peserta BPJS karena alasan perekonomian.

“Yang kita khawatirkan adalah kesehatan Avan kalau nanti kuliah keluar kota, karena dia tidak memiliki BPJS,” ujar Eko.


3. Jago matematika dan biologi

Berbekal hobi membaca buku ensiklopedi "Why" yang dilakoninya sejak SD, Avan jadi tertarik pada pelajaran Matematika.

Setiap ada lomba matematika, ia hampir selalu keluar sebagai juara utama. 

Tetapi, saat beranjak ke jenjang SMP, minatnya beralih ke pelajaran biologi karena ingin menjadi dokter.

“Biologi identik dengan jurusan kedokteran, jadi saya semangat mempelajarinya,” kata Avan.

Berkat deretan prestasi akademik dan piala kejuaraan, ia berhasil masuk ke SMP dan SMA Negeri 1 Ponorogo melalui jalur prestasi.


4. Sempat bercita-cita menjadi dokter

Saat mulai bersekolah di SMA, Avan mau tidak mau harus menghadapi kenyataan tentang kondisi ekonomi keluarganya. 

Orang tuanya hanya berjualan es kocok dan minuman ringan di alun-alun Ponorogo.

Ia pun sadar, kuliah kedokteran bukan pilihan realistis karena biaya yang tinggi.

Avan akhirnya memilih fokus pada ilmu bumi, bidang yang menurutnya mencakup pelajaran favoritnya seperti matematika, kimia, dan biologi.

Keputusannya makin bulat setelah meneliti bahwa ada alumni SMA-nya yang berhasil kuliah di ITB lewat jalur O2SN bidang ilmu bumi.

Sejak saat itu, Avan bertekad mengikuti jejak serupa demi meraih beasiswa ke kampus impiannya.

Sayangnya, keinginan untuk membawa pulang trofi juara dari Kampus ITB saat itu gagal.

Avan juga sempat patah semangat untuk meneruskan mimpinya berkuliah di ITB. 

Namun, pembinanya saat itu mendorong Avan untuk terus maju dan tak perlu memikirkan biaya. 


5. Masuk ITB jalur prestasi SNBP

Masih mantap dengan pilihannya, Avan pun mendaftarkan diri di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITK) ITB dalam jalur seleksi SNBP.

Untuk membuktikan keseriusannya, Avan belajar dengan sungguh-sungguh hingga tiba pengumuman kelulusan dirinya diterima di universitas impiannya itu.

Mengenai biaya kuliah, ia mengajukan keringanan ke ITB.

Berbekal surat keterangan tidak mampu karena tak terdaftar sebagai keluarga miskin di DTKS, Avan mendapat beasiswa.  

Usahanya kali ini disetujui oleh Paragon selaku penyedia beasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.

“Satu bulan setelah isi permohonan saya diterima. Satu bulan sejak mengisi saya disuruh ke Yogyakarta untuk menerima penyerahan secara simbolis," ucap Avan.

"Saya dapat nol rupiah sementara UKT pertama, tapi dapat nama. Tapi keputusan UKT realnya masih menunggu,” lanjut dia.


6. Pihak ITB heran, rumah Avan dikira toko piala

Tim dari ITB pun melakukan validasi pengajuan beasiswa siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu yang diajukan oleh Avan dengan mendatangi langsung rumahnya.

Saat mendatangi kediamannya, Avan mengaku dosen dari ITB sempat memvideokan keheranannya akan banyaknya piala kejuaraan yang dimiliki Avan. 

“Awalnya tidak tahu karena yang dibutuhkan itu melihat kondisi rumah dan pekerjaan orang tua, tapi mereka melihat piala ini kemudian viral di media sosial itu,” kata Avan.

“Itu serius piala? Kirain toko piala,” ujar suara salah satu dosen ITB yang menyambangi rumah Avan.

Avan mengaku saat ini bisa tersenyum lebar, setidaknya cita-citanya untuk kuliah di ITB bisa terwujud.(kompas)

Grand Opening Fakultas Kedokteran Untag Surabaya Siap Cetak Dokter Patriotik Unggul dalam Sistem Pernapasan

Iki Radio - Tiga tokoh nasional di bidang kesehatan, dr. Reisa Broto Asmoro, Prof. Dr.med. Puruhito, MD, FICS, FAMM, dan Prof. Dr. H. Dikman, dr., Sp.And., MARS. menjadi pemateri utama dalam Grand Opening Fakultas Kedokteran Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.

Ketiganya tampil sebagai narasumber dalam talkshow bertema ‘Patriot Merah Putih Mewujudkan Generasi Medis Penjaga Napas Bangsa’, yang menjadi rangkaian utama dalam peluncuran resmi fakultas kedokteran ke-8 di lingkungan Kampus Nasionalis ini.

dr. Reisa menyoroti pentingnya sistem pernapasan dalam pendidikan kedokteran, mengingat tingginya beban penyakit pernapasan di Indonesia, tuberkulosis yang menempati peringkat dua dunia, pneumonia sebagai penyebab utama kematian balita, dan polusi udara yang memperparah asma serta kanker paru. “Kita harus apresiasi lagi FK Untag Surabaya yang memang unggul dan fokusnya di bidang pernapasan,” ujarnya, dalam rilis Untag Surabaya, yang diterima Kamis(10/7/2025). 

dr. Reisa juga menekankan pentingnya komunikasi medis, yaitu kemampuan dokter menyampaikan informasi kesehatan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. Sementara itu, Prof. Puruhito menegaskan bahwa dokter patriotik adalah semangat yang harus diusung dalam pendidikan kedokteran di Indonesia. Prof. Puruhito menekankan pentingnya kolaborasi antara teknologi kedokteran seperti AI, VR, stem cell, dan nanoteknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan dan pengabdian. “Dokter patriotik adalah semangat dokter dengan jiwa patriot merah putih yang diusung oleh Fakultas Kedokteran Untag Surabaya,” tegasnya.

Senada dengan hal itu, Prof. Dikman menekankan urgensi pendidikan dokter yang berbasis nilai dan karakter kebangsaan. Menurutnya, menjadi dokter tidak cukup hanya menguasai ilmu medis, namun juga harus memiliki dedikasi terhadap kemanusiaan dan pengabdian kepada bangsa. Ia menyampaikan bahwa FK Untag Surabaya hadir sebagai institusi yang menjembatani kecanggihan ilmu kedokteran dengan jiwa nasionalisme.

Peluncuran Fakultas Kedokteran Untag Surabaya digelar di Auditorium R. Soeparman Hadipranoto, Graha Wiyata Lantai 9, dengan mengusung tema ‘Patriot Merah Putih Mewujudkan Generasi Medis Penjaga Napas Bangsa’.  Pembukaan ini merupakan tindak lanjut dari terbitnya SK Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI No. 69/A/O/2024 tentang Izin Pembukaan Program Studi Kedokteran Program Sarjana dan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter yang diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya.

Fakultas ini memiliki visi besar yakni Menjadi Fakultas Kedokteran yang Unggul Berbasis Nilai, Karakter Bangsa, dan Berjiwa Patriot, serta fokus pada ‘Kedokteran Pencegahan dengan Penekanan pada Penyakit Infeksi Sistem Pernapasan, khususnya Pneumonia’.

Dekan FK Untag Surabaya - Poerwadi, dr. Sp.B., Sp.BA., Subsp. DA (K), dalam sambutannya mengenang perjuangan tujuh tahun mendirikan fakultas ini. “Walaupun saya sudah berumur, umur saya sudah 76 tahun, tapi berkat semangat dari sesepuh saya Prof. Puruhito dan Prof. Dikman, saya masih bersedia untuk berdiri di sini, demi untuk nusa dan bangsa. Untuk mendidik dokter-dokter yang berjiwa nasionalis dan patriotik,” tegasnya.

Dekan FK Untag Surabaya ini juga mengenang pengalamannya sebagai dokter muda di Bungku, Sulawesi Tengah, yang membentuk karakter patriotiknya. “Saya sangat terpanggil dan menghayati Untag itu bagaimana, terlebih tentang pemaknaan PERTIWI. Saya akan mempertaruhkan nama saya demi kualitas ini,” tandasnya.

Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., menyatakan bahwa pendirian FK merupakan bagian dari implementasi Catur Dharma Untag dengan penciri khusus patriotisme. “Semua fakultas di Untag Surabaya, termasuk FK yang baru ini, dididik menjadi patriotik-patriotik yang mendahulukan kepentingan bangsa,” jelasnya.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., yang turut hadir, mengapresiasi perjuangan pendirian FK. “Setelah tujuh tahun perjuangan, akhirnya kampus nasionalis ini berhasil melahirkan Fakultas Kedokteran. Indonesia sangat membutuhkan dokter, dan kami bangga karena Jatim menjadi rumah dari FK yang tak hanya mencetak dokter kompeten tapi juga patriotik,” ujarnya.

Prosesi peluncuran ditandai dengan pemindaian tangan (hand scan) oleh Rektor, Ketua YPTA, Dekan FK, dan Wakil Gubernur Jatim. Acara dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dan sambutan dari Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dyah Sawitri, yang menyebut FK Untag sebagai kontribusi strategis. “FK ini menjadi aset strategis untuk pendidikan tinggi di Jatim karena riset yang dilakukan adalah riset yang berdampak,” ujarnya.

Acara juga dihadiri oleh jajaran struktural YPTA Surabaya, sivitas akademika, para kepala bagian dan TU, hingga guru dan siswa dari 30 SMA se-Jawa Timur, serta kepala puskesmas dari Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. (mad/hjr)

Menkomdigi Minta Industri Gim Lindungi Anak Dari Konten Kekerasan

Iki Radio - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan pentingnya perlindungan anak dalam ekosistem industri gim nasional seperti dengan menunda akses konten untuk pengguna di bawah umur, terutama gim dengan tingkat kekerasan atau adiktivitas tinggi.

“Kita ingin industri gim di Indonesia terus tumbuh secara sehat, tetapi pada saat yang sama, kami juga menerima banyak sekali keluhan dari para orang tua tentang konten-konten yang tidak sesuai untuk anak-anak,” ujar Meutya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Hal itu disampaikan Meutya saat membuka forum Indonesian Woman In Game (IWIG) BeautyPlayConnect di Bandung, Sabtu (5/7), yang dihadiri para pengembang gim perempuan dari berbagai daerah.

Sebagai langkah konkret, lanjutnya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP TUNAS).

Regulasi ini mewajibkan setiap penyelenggara sistem elektronik (PSE), termasuk pengembang dan penerbit gim, untuk menerapkan klasifikasi usia secara ketat.

“Kami tidak melarang gim, tetapi kami menunda akses konten kepada pengguna yang belum cukup usia. Ini bukan soal sensor, tapi soal tanggung jawab bersama dalam menciptakan ruang digital yang aman dan sehat,” tambahnya.

Meutya mencontohkan bahwa gim dengan tingkat kekerasan atau adiktivitas tinggi hanya bisa diakses oleh pengguna berusia minimal 16 tahun dengan pendampingan orang tua, dan secara mandiri setelah usia 18 tahun.

Ia juga menekankan pentingnya penerapan sistem rating konten melalui Indonesia Game Rating System (IGRS). Sistem ini memberi acuan bagi orang tua, pemain, dan pelaku industri agar dapat mengenali konten yang sesuai usia dan tahapan perkembangan anak.

“IGRS bukan hanya alat bantu untuk orang tua, tapi juga pelindung bagi industri. Dengan menerapkan klasifikasi usia secara jujur, pengembang dan penerbit bisa menghindari risiko pelanggaran hukum,” jelas Meutya.

Ia menyatakan bahwa tuntutan terhadap industri gim untuk bertanggung jawab juga tengah menjadi tren global dan Indonesia perlu mempersiapkan regulasi yang adil dan tegas.

Dalam forum tersebut, Menkomdigi juga berkesempatan menjajal beberapa gim karya para pengembang perempuan.

“Saya senang melihat semakin banyak perempuan hadir sebagai pembuat teknologi, bukan sekadar pengguna,” katanya.(ANTARA)

Pemkot Kediri Gelorakan Semangat Juang Peserta Porseni Madrasah 2025

Iki Radio - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur menggelorakan semangat berjuang dalam gelaran Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Madrasah 2025 yang diikuti peserta tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) se-Jatim.

Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengemukakan semangat para atlet harus terus dijaga. Dalam persiapan kegiatan ini tentunya mereka telah berlatih dengan sungguh-sungguh.

"Semangat yang kalian bawa dari Kota Kediri ini harus terus dijaga sampai kompetisi selesai. Tetap yakin dan fokus dengan target kalian," katanya dalam kegiatan pelepasan Kontingen Kota Kediri MI, MTs, dan MA Jatim 2025 di Balai Kota Kediri, Sabtu.

Pihaknya meyakini dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan merupakan ikhtiar untuk mengembalikan masa kejayaan Kota Kediri yang pernah menjadi juara umum, yakni pada Porseni Madrasah Jatim tahun 2015, tepatnya 10 tahun lalu.

Ia berharap dengan Porseni Madrasah 2025, kejayaan itu bisa diraih kembali. Dengan segala upaya yang telah dilakukan, para atlet bisa memberikan hasil yang optimal.

Wali Kota juga meminta seluruh atlet selalu menjaga fisik dan mempersiapkan mental dengan baik, menjunjung tinggi sportivitas, fair play, dan disiplin.

Ia memberikan semangat agar para atlet membuktikan semangat juara, menjaga kekompakan dan memberikan penampilan terbaik.

Menurut dia, tak kalah pentingnya untuk selalu berdoa dan memohon restu orang tua. Kepada para atlet sebagai perwakilan dari Kota Kediri juga diharapkan selalu menunjukkan bahwa orang Kediri itu ramah.

“Bersaudaralah dengan siapapun dan tambah teman sebanyak mungkin. Ini lebih dari sekadar kompetisi, namun juga meningkatkan karakter baik dalam pribadi kalian semua. Sejalan dengan tema Porseni Madrasah Jatim tahun ini, yakni Mewujudkan Generasi Madrasah yang Berprestasi, Berakhlak Mulia dan Berdaya Saing Global Melalui Olahraga dan Seni," kata dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kediri A. Zamroni menambahkan jumlah Kontingen Kota Kediri sebanyak 306 orang, terdiri atas panitia, ofisial, dan atlet.

Untuk rinciannya, dari peserta MI (setingkat SD) sejumlah 90 orang terdiri atas 12 orang panitia, 34 orang ofisial, dan 44 orang atlet yang akan berlaga di delapan cabang olahraga dan delapan cabang seni.

Untuk MTs (setingkat SMP) sejumlah 115 orang, yang terdiri atas 14 orang panitia, 23 orang ofisial dan 78 orang atlet yang akan berlaga di delapan cabang olahraga dan sembilan cabang seni.

Sedangkan MA (setingkat SMA) sejumlah 101 orang, terdiri atas 19 orang panitia, 19 orang ofisial, dan 63 orang atlet yang akan berlaga di tujuh cabang olahraga dan sembilan cabang seni.

"Komitmen kami meraih prestasi terbaik untuk mendukung Kota Kediri yang 'Mapan'. Terima kasih Mbak Wali, karena kecintaannya hadir dan melepas seluruh Kontingen Porseni dari Kota Kediri. Terima kasih atas dukungannya kepada kami," kata dia.

Pada acara ini juga dilakukan unjuk gelar oleh Kontingen Kota Kediri, di antaranya Pildacil Bahasa Arab, menyanyi Islami dan pencak silat. Lalu, ada juga penampilan dari Barongsai.

Kegiatan Porseni Madrasah 2025 tersebut digelar di Kabupaten Jember pada 7 - 9 Juli 2025.(antara)

12 Tahun Unusa, Tegaskan Komitmen Inovasi dan Akses Pendidikan

Iki Radio - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) merayakan hari lahir ke-12 di Auditorium Kampus B, Kamis (3/7/2025). Mengusung tema “Terus Berinovasi Meraih Kejayaan”, peringatan ini menjadi momen reflektif atas perjalanan Unusa sejak bertransformasi dari Stikes RSI pada 2013, sekaligus penegasan komitmen kampus dalam menciptakan inovasi di dunia pendidikan tinggi.

Peringatan hari lahir digelar di Auditorium Kampus B Unusa dengan mengusung tema “Terus Berinovasi Meraih Kejayaan”, Kamis(3/7/2025).

Rektor Unusa, Prof. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menyampaikan bahwa usia ke-12 menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran sebagai perguruan tinggi swasta unggul yang adaptif terhadap perubahan zaman.

“Meski masih tergolong muda, Unusa telah menunjukkan kemajuan signifikan. Saat ini, 80 persen atau 17 dari 21 program studi telah meraih akreditasi Unggul, termasuk akreditasi universitas,” ujarnya.

Unusa juga terus mengembangkan kurikulum dan menjalin kolaborasi dengan mitra industri dan internasional, serta mendorong riset terapan, publikasi ilmiah, dan pengabdian masyarakat. Langkah ini dilakukan agar inovasi kampus dapat berdampak langsung pada kebutuhan industri dan masyarakat.

Sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat, Unusa meluncurkan promo penerimaan mahasiswa baru berupa beasiswa potongan Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) hingga 100 persen, serta cashback DPP sebesar Rp1.200.000, sesuai ketentuan program studi.

“Melalui program ini, kami ingin menjangkau lebih banyak generasi muda yang memiliki semangat belajar tinggi namun terbatas secara ekonomi,” tambah Prof. Jazidie.

Ia menutup sambutannya dengan menegaskan komitmen kampus untuk terus bergerak maju melalui kolaborasi, inovasi, dan pengabdian. “Unusa hadir untuk mencetak lulusan yang unggul secara akademik, profesional, dan berakhlak,” tandasnya. (mad/s)

Inovasikan Analisis Saham Berbasis AI, Tim ITS Raih Penghargaan Internasional

Iki Radio - Dunia investasi yang bergerak kian pesat menuntut adanya solusi teknologi untuk memudahkan investor menganalisis pergerakan pasar. Menjawab tantangan tersebut, tim mahasiswa dari  Program Studi (Prodi) Inovasi Digital, Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas Nova Capital, sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang mampu memprediksi harga saham secara cerdas dan efisien.  


CEO Nova Capital Aldiez Rizkia Centrinova mengungkapkan bahwa aplikasi ini lahir dari pengalaman pribadi tim sebagai investor ritel yang mengalami kesulitan melakukan analisis saham. Akibatnya, ia dan timnya sering kali melakukan kesalahan dalam perhitungan analisis pergerakan grafik harga saham dan kesehatan internal perusahaan (laporan keuangan). “Kesalahan ini yang menyebabkan pengambilan keputusan menjadi kurang tepat dan membuang banyak waktu,” terang Aldiez, di Surabaya, Senin(30/6/2025). 

Mahasiswa angkatan 2023 tersebut menyampaikan bahwa mayoritas investor pemula mengalami hambatan dalam memprediksi pasar modal secara akurat. Hal inilah yang mendorong timnya untuk menciptakan Nova Capital, sebuah aplikasi yang dapat membantu investor dalam melakukan analisis secara otomatis dan akurat melalui teknologi AI. “Kami ingin membuat proses analisis menjadi lebih cepat, efisien, dan minim kesalahan,” ujar pemuda asal Surabaya ini.

Lebih lanjut, Aldiez menjelaskan, Nova Capital bekerja dengan menganalisa teknikal dan fundamental saham. Analisis teknikal meliputi grafik harga saham, indikator saham, rekomendasi jual beli, dan analisis pola grafik berbasis AI. Sementara itu, analisis fundamental mencakup matriks keuangan, analisis laporan keuangan perusahaan berbasis AI, dan analisis sentimen berita. “Menggunakan AI ini diharapkan bisa menurunkan risiko, menghemat waktu, dan memaksimalkan profit,” bebernya.

Berkat inovasinya tersebut, tim Nova Capital ITS yang juga beranggotakan Irhab Faiz Hidayat dan Faradita Syaharani Murdiyana ini telah berhasil meraih penghargaan internasional sebagai Best 5 Teams dalam ajang Entrepreneurial Exchange and Competition for Emerging Leaders (EXEL) 2025 yang diselenggarakan oleh Young South East Asian Leader Initiative (YSEALI) Academy at Fulbright University Vietnam dan didukung oleh United States Department of State. Kompetisi ini berlangsung pada Mei hingga Juni 2025 dan melibatkan peserta dari berbagai negara Asia Tenggara.

Pengembangan aplikasi ini menunjukkan kecerdasan buatan bisa menjadi jembatan antara dunia pendidikan dengan dunia bisnis. Hal ini turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas, poin ke-9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur, serta poin ke-10 tentang berkurangnya kesenjangan. 

Sebagai bentuk rasa syukur, Aldiez menyampaikan bahwa pencapaian ini tidak hanya menjadi kemenangan bagi timnya, namun juga membawa nama harum ITS di kancah global. “Kami bangga bisa mewakili ITS dan Indonesia, dengan harapan Nova Capital bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia investasi global,” tutupnya. (mad/hjr)

Dispendik Surabaya Atur dan Awasi Kegiatan Sekolah agar Tak Langgar Jam Malam

Iki Radio - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) mengambil langkah serius dalam upaya melindungi anak-anak dengan menerapkan jam malam bagi pelajar. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan tumbuh kembang anak secara optimal serta mengantisipasi potensi kenakalan remaja. 

Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh menjelaskan, berbagai upaya yang dilakukan pihaknya dalam menyukseskan program ini, termasuk pengawasan ketat terhadap siswa berisiko melanggar jam malam.

“Dispendik telah memberikan instruksi khusus kepada seluruh satuan pendidikan, khususnya SD dan SMP, untuk mensosialisasikan Surat Edaran (SE) Jam Malam Bagi Anak kepada siswa dan orang tua. Sosialisasi dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, memastikan informasi sampai ke seluruh pihak,” jelas Yusuf, Selasa (24/6/2025).

Terkait mekanisme izin bagi anak-anak yang harus mengikuti kegiatan sekolah di luar jam malam, seperti les, Pramuka, atau persiapan lomba, Yusuf menerangkan bahwa orang tua perlu bekerja sama dengan sekolah. 

“Kegiatan anak dapat terpantau dan harus diperkuat dengan surat pernyataan yang diketahui bersama. Ini menunjukkan komitmen Dispendik untuk tetap mendukung kegiatan positif siswa di luar jam pelajaran, namun dengan pengawasan yang ketat,” terangnya. 

Dispendik Surabaya juga mengatur dan mengawasi kegiatan sekolah agar tidak melanggar batas waktu jam malam. “Kegiatan sekolah seharusnya tidak melanggar jam malam, kecuali untuk kegiatan yang bersifat pembentukan karakter seperti Pramuka atau Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS),” ujar dia.

Yusuf menyebut bahwa peran guru Bimbingan Konseling (BK) sangat krusial dalam mendeteksi siswa yang berisiko melanggar aturan jam malam. Hal ini karena data siswa yang terindikasi berisiko, misal siswa dengan riwayat kedisiplinan tertentu, sudah tercatat melalui profil sekolah.

“Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang lebih intensif, khususnya dari pihak orang tua, untuk memastikan siswa tidak melanggar ketentuan,” sebutnya.

Selanjutnya, setiap sekolah diwajibkan melaporkan siswa yang terindikasi sering berada di luar rumah tanpa pengawasan pada malam hari. “Setiap permasalahan siswa sudah terdata melalui catatan guru BK dan profil sekolah, yang kemudian akan menjadi data pembinaan bagi anak yang bersangkutan,” imbuhnya.

Dalam upaya memberikan edukasi tambahan mengenai bahaya pergaulan bebas, narkoba, dan kenakalan remaja, Dispendik sejak lama berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya.

Kolaborasi ini berfokus pada mewujudkan Sekolah Ramah Anak dan berbagai bentuk sosialisasi lain untuk mendukung tumbuh kembang anak, terutama terkait anti-kekerasan dan bullying di sekolah.

“Dispendik juga mendukung program Gerakan 1 Jam Berkualitas Tanpa Gawai Bersama Keluarga di lingkungan sekolah. Dukungan ini diwujudkan dengan melakukan sosialisasi kepada wali murid melalui pertemuan komite dan wali murid, dengan melibatkan Perangkat Daerah (PD) terkait seperti pihak kecamatan dan kelurahan agar bersama-sama dapat mengawasi kegiatan tersebut,” tegasnya.

Yusuf menyatakan, Dispendik Surabaya juga berencana melakukan evaluasi terkait pengaruh kebijakan SE Jam Malam Bagi Anak terhadap prestasi dan kedisiplinan belajar siswa. “Hal ini berkorelasi dengan seruan 7 kebiasaan positif anak Indonesia yang mengarah pada peningkatan prestasi anak di Kota Surabaya,” tuturnya.

Terakhir, Yusuf berharap kebijakan ini akan menjadi fondasi kuat bagi terbentuknya generasi muda Surabaya yang berkualitas dan berdaya saing di kancah global.

“Harapan kami pelajar Surabaya dapat tumbuh kembang secara sehat baik jasmani maupun rohani dan dapat berprestasi baik tingkat regional, nasional hingga internasional," pungkasnya. (red)

Ancaman Brain Rot, Pakar UB Sarankan Digital Hygiene pada Anak

Iki Radio - Pakar Linguistik Universitas Brawijaya (UB), Devinta Puspita Ratri, S.Pd., M.Pd mengamati Fenomena ‘brain rot’ yang kini marak di kalangan anak dan remaja menjadi perhatian serius para pendidik. Istilah brain rot mengacu pada penurunan kemampuan berpikir dan konsentrasi akibat paparan konten video singkat yang berulang di media sosial.

Pakar Linguistik dan Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB), Devinta Puspita Ratri, S.Pd., M.Pd., dalam keterangannya, Senin (23/6/2025) menjelaskan, bahwa brain rot bukanlah kerusakan otak secara fisik, tetapi kondisi mental akibat teknologi yang menuntut respons cepat dan instan.

“Konten-konten pendek membuat otak terbiasa bekerja dalam waktu singkat. Anak-anak menjadi tidak sabaran, sulit fokus, dan kehilangan minat untuk membaca,” jelasnya.

Menurut Devinta, fenomena ini juga memengaruhi pola pikir anak-anak yang mulai mengidolakan konten viral tanpa mempertimbangkan nilai edukatif. “Banyak dari mereka hanya mengejar popularitas di media sosial tanpa memperhatikan kualitas kontennya. Ini menumbuhkan budaya instan dan dangkal,” ujarnya.

Ia juga menyoroti peran teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), yang semakin membuat anak-anak bergantung dan enggan berpikir mandiri. “Sekarang banyak yang hanya mengandalkan AI tanpa mau memahami, padahal berpikir kritis itu tetap harus dilatih,” tambahnya.

Dampak jangka panjang dari brain rot, lanjut Devinta, bisa merusak aspek kognitif, sosial, dan emosional anak. Anak-anak menjadi malas berpikir logis, mudah terdistraksi, mengalami penurunan daya konsentrasi, bahkan kehilangan motivasi untuk mencapai tujuan melalui proses panjang.

“Beberapa komentar anak di media sosial menunjukkan rendahnya pemahaman dasar. Bahkan ada yang menyebut Garut sebagai negara di Eropa. Ini sangat mengkhawatirkan,” katanya.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif orang tua dan sekolah. Orang tua harus mendampingi anak saat menggunakan gawai, membatasi waktu layar, serta menyediakan kegiatan alternatif non-digital seperti bermain fisik atau membaca buku.

“Anak-anak harus dikenalkan pada digital hygiene, yaitu kemampuan memilah konten yang bermanfaat,” jelasnya.

Sekolah pun didorong untuk mengajarkan cara berpikir logis dan kritis, bukan sekadar menyampaikan materi. Sementara itu, pemerintah melalui Kominfo juga diminta lebih tegas dalam menyaring konten yang tidak mendidik.

“Konten-konten receh dan sensasional masih banyak berseliweran. Ini tugas bersama, bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat,” tegas Devinta.

Ia berharap seluruh elemen, mulai dari keluarga, sekolah, pemerintah, hingga masyarakat digital, dapat bersinergi untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif digitalisasi.

“Fenomena brain rot ini hanya bisa dicegah dengan kerja kolektif. Semua harus ambil peran,” pungkasnya. (jal)

Arumi Bachsin Apresiasi Karya Rupasampurna Mahasiswa Pend Tata Rias Unesa

Iki Radio - Mahasiswa Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar cipta karya bertajuk “Rupasampurna” di Lagoon Avenue Mall Sungkono Surabaya, pada Jumat, 20 Juni 2025 lalu. Kegiatan yang menampilkan karya tata rias dari empat kelompok mahasiswa angkatan 2021 ini dihadiri Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak. 

Dalam sambutannya, ia mengapresiasi karya yang dihasilkan mahasiswa kampus ‘Growing with Character’ itu. Ia terkagum dengan model dan jenis tata rias yang dihasilkan, terutama kreasi rambut model atau motif bunga, serta berbagai model lainnya.  

“Sentuhan kreativitasnya sangat kuat sekali dan ini penting untuk mewarnai dunia tata rias di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Bagus-bagus dan motifnya khas serta unik sesuai tema yang diangkat,” ucap Arumi, seperti dalam siaran pers humas Unesa, Senin (23/6/2025). 

Menurutnya, kreativitas seperti ini menjadi branding bagi Prodi Tata Rias, yang dapat melahirkan para penata rias yang perannya sangat dibutuhkan di dunia kerja dan industri. “Karya mahasiswa seperti ini tentu dapat mendorong perkembangan dunia tata rias di Jawa Timur untuk Indonesia,” katanya. 

Koorprodi S-1 Pendidikan Tata Rias, Nia Kusstianti menjelaskan bahwa ‘Rupasampurna’ menyuguhkan karya tata rias terbaik mahasiswa angkatan 2021, hasil dari proses pembelajaran berbasis riset dan eksplorasi budaya. 

Cipta karya tahun ini terbagi menjadi empat kelompok dengan masing-masing kelompok memiliki sub-tema unik yang menunjukkan inovasi dan kreativitas mahasiswa.

Kelompok Skin Project mengusung tata rias bertema ‘Botanical Beauty,’ kelompok Hair Project dengan tema ‘Flower’, kelompok Fantasy Hair dengan tema ‘Larasati’, dan kelompok Wedding Project dengan tema ‘Bridal Modification.’ 

Proses persiapan sampai hadirnya gelar karya itu selama satu semester dengan melibatkan sebanyak 71 mahasiswa. “Kegiatan ini untuk memamerkan karya mahasiswa sekaligus untuk memperkuat keterampilan, pengalaman mahasiswa,” ucapnya.

Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center, Bambang Sigit Widodo menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar panggung penampilan estetika, melainkan panggung kreativitas yang menunjukkan identitas, sejarah, dan makna hidup yang terus berubah.

“Bahwa tata rias di dunia akademik dan kesenian adalah bahasa visual, sebuah narasi yang diungkapkan melalui warna, garis, tekstur, dan ekspresi,” ucap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) itu. (red)

Kemendugbangga Edukasi Pentingnya Keterlibatan Ayah dalam Pola Asuh Anak

Iki Radio - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendugbangga/BKKBN) mengedukasi pentingnya keterlibatan ayah dalam pola asuh anak dengan mengadakan lomba menggambar dan mewarnai bertema “Ayah adalah Pahlawanku”. Kegiatan yang diadakan di Maspion Square, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Minggu (22/6/2025), ini diikuti ratusan anak di Kota Surabaya.

Lomba dibagi dalam tiga kategori: Kategori A untuk TK A dan TK B (mewarnai), Kategori B untuk kelas 1–3 SD (mewarnai), dan Kategori C untuk kelas 4–6 SD (menggambar).Uniknya, peserta wajib didampingi oleh ayah mereka.

Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kehadiran ayah dalam proses tumbuh kembang anak.

“Survei menunjukkan, anak yang diasuh oleh ayah cenderung memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab yang lebih kuat. Inilah yang kami dorong melalui program GATI. Perkara menang atau tidak, itu urusan kedua. Yang penting, ayah hadir dan terlibat,” ujar Maria Ernawati.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini hanyalah awal dari rangkaian edukasi yang akan digelar untuk mendorong keterlibatan ayah dalam keluarga.

“Lomba ini hanya stimulus. Kedepan akan ada lebih banyak kegiatan edukatif agar ayah lebih aktif dalam pengasuhan. Antusiasme peserta hari ini luar biasa. Hampir 300 peserta hadir, ini bukti ayah-ayah Indonesia siap bergerak,” jelasnya saat diwawancarai usai acara.

Berikut daftar pemenang lomba:

* Kategori A (TK A & TK B - Mewarnai):

Juara 1: Adiba Kirana Azzahra (RA Perwanida Pandaan) – skor 281,5

Juara 2: Arsyla Khanza Farzana (TK Al Anwar) – skor 278,4

Juara 3: Alesha Ai Zahra (TK Dharma Wanita Sepanjang) – skor 271,2


* Kategori B (Kelas 1–3 SD - Mewarnai):

Juara 1: Kyla Azzahra (SDN Candi) – skor 280,5

Juara 2: Arsi Cinta Azzalea (MI Darunnajah) – skor 275,9

Juara 3: Yusfina Felicia Ramadhani (SDN Sekarjoho 01) – skor 270,6


* Kategori C (Kelas 4–6 SD - Menggambar):

Juara 1: Raisha Aqila Azzahra (SDN Gading II) – skor 274,1

Juara 2: Hafiza Khaira Nuril Huda (SDN Jember Kidul 4) – skor 271,5

Juara 3: Anindha Keizha Zahra (SDN Airlangga 1) – skor 265


* Juara TerFavorit:

Charlotte Avaleia

Dewan juri dalam kegiatan ini terdiri dari Marsudi, S.Pd., M.Pd., Dra. Yeni Tauviana, M.H., dan Diyah Herowati dari Flinders University of South Australia.

Salah satu peserta, Novan Catur Ardianto, siswa kelas 2 SDN 251, tampak antusias mengikuti lomba bersama ayahnya. “Senang sekali lomba sama Ayah. Biasanya Mama yang dampingi. Kalau sama Ayah lebih santai, banyak bercandanya,” ungkap Novan dengan nada polos.

Ayah Novan, Pitono, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir luar kota, mengaku ini adalah momen langka yang sangat berarti baginya. “Biasanya saya sibuk kerja dan tidak bisa mendampingi anak. Tapi kali ini saya sempatkan. Tema ‘Ayah adalah Pahlawanku’ benar-benar menyentuh,” ujarnya dengan haru.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan hadiah berupa tabungan, sertifikat, dan bingkisan kepada para pemenang. Namun, lebih dari sekadar kompetisi, acara ini menjadi simbol penguatan peran ayah dalam membentuk generasi masa depan yang lebih baik.(red)

 

Kadinkes Jatim Optimis Pramuka Mampu Berkontribusi dalam Pembangunan Kesehatan

Iki Radio - Demi membentuk generasi muda yang peduli dan berdaya dalam pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Timur menggelar Perkemahan Bakti Daerah (Pertida) Saka Bakti Husada (SBH) ke VII Tahun 2025  dengan tema “Pramuka sebagai Kader Kesehatan”. Kegiatan yang diikuti oleh 491 orang peserta ini digelar mulai tanggal 17- 20 Juni 2025 bertempat di Bumi Perkemahan Alas Soeko Desa Sukosari, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Dalam sambutannya, Ketua Kwarda Jawa Timur, H.M. Arum Sabil, SP., S.H. menjelaskan bahwa Pertida ini bukanlah sekadar perkemahan, namun juga sebagai ladang belajar dan perjuangan pramuka untuk turut serta dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

“Momentum kali ini merupakan panggilan jiwa kita sebagai pramuka untuk turut serta membangun Indonesia yang lebih sehat dan lebih kuat.” ujar Kak Arum Sabil saat membuka acara Pertida SBH ke VII Tahun 2025 di Trawas.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tantangan kesehatan yang saat ini dihadapi tidaklah sedikit, salah satunya kasus stunting yang masih menjadi masalah serius nasional. Hal itu membutuhkan perhatian dari seluruh pihak, bukan hanya dari pemerintah dan tenaga medis saja, tapi juga dari anggota Pramuka Bakti Husada.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI tanggal 26 Mei 2025, prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen dan merupakan yang terbaik kedua nasional setelah Bali. Namun, Jawa Timur tetap berusaha mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen.

“Oleh karena itu, posisi kita sebagai Pramuka Bakti Husada menjadi strategis, bukan hanya penonton sejarah, bukan hanya diam ketika ada masalah, kita adalah pelaku perubahan, kita adalah solusi untuk masa depan.” ungkap Kak Arum Sabil

Pramuka Bakti Husada bisa memulai dari hal sederhana, menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pola makan sehat dan gizi seimbang, mengajak ibu-ibu memberikan asi eksklusif dan makanan pendamping yang bergizi, membantu kader di posyandu dalam pelayanan terpadu di desa, membuat kampanye digital tentang hidup sehat dan bahaya stunting di media sosial serta menjadi contoh gaya hidup sehat di lingkungannya masing-masing.

“Tidak ada Indonesia Emas 2045 kalau kita abai hari ini. Maka, mari kita mulai dari Pertida ini. Kita hidupkan semangat kolaborasi. Kita kobarkan api pengabdian dan kita teguhkan komitmen untuk terus berkarya demi bangsa.” pesan Kak Arum Sabil kepada Pramuka Bhakti Husada.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM, M.A.R.S menyampaikan bahwa kegiatan Pertida ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pramuka penegak dan pandega agar lebih kompeten, inovatif dan berdaya di bidang kesehatan. Serta, dapat menambah pengalaman praktis dan memperluas wawasan peserta melalui berbagai aktivitas berbasis sesehatan baik teori maupun praktek.

“Dukungan terhadap gerakan sehat pada generasi muda ini sangat penting guna meningkatkan kepedulian kesehatan terutama terhadap diri sendiri dan lingkungan serta secara langsung dapat mendorong partisipasi aktif anggota pramuka dalam mensosialisasikan pentingnya kesehatan sejak dini.” tutur Prof. Erwin.

Lebih lanjut, Prof. Erwin menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) oleh Kementerian Kesehatan, sehingga kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif anggota pramuka dalam memanfaatkan layanan pemeriksaan Kesehatan gratis yang tersedia di Puskesmas.

Aktivitas yang diselenggarakan untuk mengasah kemampuan dan ketrampilan peserta ini terbagi dalam beberapa zona, antara lain zona umum, zona bakti, zona tantangan, zona edukasi, zona ketrampilan, zona perlombaan dan zona rekreasi. Dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan ini para peserta diharapkan mendapatkan banyak ilmu baru terkait kesehatan, isu-isu baru seputar kesehatan serta juga pelatihan kepedulian terhadap sesama.

Disamping kegiatan untuk peserta, Dinkes Jatim juga menyelenggarakan Cek Kesehatan Gratis (Kida Bina Keluarga sehat & pengendali penyakit) untuk warga sekitar yang berlokasi di Balai Desa Sukosari dengan sasaran 100 orang.

“Semoga Pertida ini bukan hanya sekedar ajang pertemuan, tetapi peserta diharapkan dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan praktis serta memberikan kontribusi nyata dalam mengedukasi masyarakat terhadap isu-isu kesehatan. Dan pada akhirnya menjadi sebuah titik balik generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan dan kepedulian Kesehatan masyarakat,“ ujar Prof. Erwin.

Harapannya, dengan diselenggarakannya agenda ini semoga dapat membantu pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat serta mempercepat pembangunan berkelanjutan khususnya di bidang kesehatan. (jal/s)

Menkomdigi ajak Filipina Perkuat Kolaborasi Kembangkan AI yang Etis

Iki Radio - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menekankan pentingnya penguatan kolaborasi antara Indonesia dan Filipina dalam menghadapi era transformasi digital, terutama berkaitan dengan tata kelola digital dan pengembangan kecerdasan artifisial (AI) yang etis.

Menurutnya, sebagai dua demokrasi dinamis dan ekonomi yang terus tumbuh di Asia Tenggara, Indonesia dan Filipina memiliki visi bersama terhadap masa depan digital yang aman, beretika, dan berpusat pada martabat manusia.

“Kita harus menyambut kemajuan kecerdasan artifisial (AI) dengan semangat kolaboratif, untuk memastikan pengembangan AI dilakukan secara bertanggung jawab melalui kebijakan inklusif, inovasi yang etis, serta riset dan pertukaran talenta yang mendalam,” kata Meutya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Meutya mengatakan, Indonesia menyambut keterlibatan lebih erat dengan Filipina dalam membentuk pengembangan AI yang beretika.

"Bersama-sama, kita dapat memastikan transformasi digital benar-benar meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memperkuat demokrasi, dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang kita junjung bersama," ujarnya.

Dalam sambutannya saat menghadiri peringatan Hari Kemerdekaan ke-147 Republik Filipina di Jakarta, Meutya menekankan bahwa hubungan Indonesia dan Filipina tidak hanya didasarkan pada kedekatan geografis, tetapi juga pada sejarah panjang kebersamaan, nilai-nilai budaya yang serupa, serta visi dan idealisme yang sejalan.

“Sebagai sesama pendiri ASEAN, kedua negara telah berdiri berdampingan dalam memperjuangkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan Asia Tenggara,” ungkapnya.

Ia juga menyinggung kontribusi konkret Indonesia dalam mendukung perdamaian di Filipina melalui fasilitasi Jakarta Accord pada 1996, sebagai bukti nyata solidaritas bilateral yang terus tumbuh.

Dia menegaskan, Indonesia menyatakan dukungan penuh bagi Filipina dalam mengemban kepemimpinan ASEAN pada 2026, terutama dalam menavigasi tantangan global yang semakin kompleks.

Meutya juga membagikan kisah pribadi yang menunjukkan kedekatannya dengan Filipina. Baginya, Filipina bukan sekadar tetangga dekat, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang sangat berarti.

“Ibu saya menjalani kehamilan sembilan bulan penuh saat berada di Filipina, dan karena itu, saya dipanggil Bing di rumah—sebuah nama panggilan yang sangat akrab di Filipina. Ayah saya meraih gelar doktornya di Kota Los BaƱos," tuturnya.(Antara)