Iki Terbaru/Paling Greeess

Showing posts with label Kesehatan. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan. Show all posts

Generasi Sehat, Masa Depan Hebat: Semangat HKN ke-61 Dorong Akselerasi Transformasi Kesehatan

Iki Radio - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa 84 juta anak Indonesia hari ini adalah generasi yang akan mencapai usia produktif pada 2045, tepat satu abad Indonesia merdeka. Dua dekade ke depan akan menjadi masa penentu untuk memastikan mereka tumbuh sebagai generasi yang sehat, tangguh, dan unggul.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan penghargaan kepada tenaga kesehatan terbaik dalam pelayanan kesehatan. (Foto: Kemenkes)

“Kualitas kesehatan hari ini akan menentukan peradaban bangsa di masa depan,” tegas Menkes dalam Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Peringatan HKN tahun ini mengusung tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”, yang menjadi seruan kolektif untuk mengubah paradigma dari sekadar mengobati orang sakit menjadi menjaga agar masyarakat tetap sehat. Empat tahun terakhir, Indonesia menapaki Transformasi Kesehatan Nasional sebagai fondasi menuju masa depan yang lebih kuat dan merata.

Menkes mengatakan, dalam kurun satu tahun, tiga program Quick Win Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan telah menunjukkan hasil signifikan. Lebih dari 52 juta penduduk mengikuti Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai upaya deteksi dini penyakit tidak menular. Program ini juga berdampak pada peningkatan cakupan skrining tuberkulosis, yang kini telah menjangkau lebih dari 20 juta orang.

Sejalan dengan upaya pencegahan tersebut, pembangunan rumah sakit di berbagai daerah terus dipercepat. Pada 2025, 32 dari 66 rumah sakit daerah tipe D akan ditingkatkan menjadi tipe C, untuk memastikan kualitas layanan kesehatan yang merata dan mudah diakses seluruh masyarakat.  “Transformasi kesehatan harus digerakkan untuk menghadirkan pelayanan yang mudah diakses, berkualitas, dan terjangkau,” tutur Menkes.

Enam Pilar Transformasi Kesehatan Bergerak Nyata

Menkes menjabarkan, enam pilar Transformasi Kesehatan Indonesia kini telah menunjukkan capaian konkret hasil kolaborasi lintas sektor:

1. Transformasi Layanan Primer.

Sebanyak 8.349 puskesmas telah mengintegrasikan layanan primer. Untuk pertama kalinya, prevalensi stunting balita turun di bawah 20 persen, yakni 19,8 persen. Lebih dari 324 ribu kader kesehatan di posyandu telah dilatih dengan 25 keterampilan dasar. Sistem surveilans penyakit kini lebih cepat dan terintegrasi di seluruh provinsi serta 514 kabupaten/kota.

2. Transformasi Layanan Rujukan.

Pengampuan penyakit prioritas seperti kanker, jantung, stroke, ginjal, dan ibu-anak terus diperkuat. Kini, 29 provinsi sudah mampu melakukan operasi bedah jantung terbuka, 29 provinsi dapat melakukan clipping aneurisma, dan 8 provinsi mampu melaksanakan bypass otak.

3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan.

Produksi dalam negeri menunjukkan lompatan besar: 10 dari 14 antigen vaksin imunisasi rutin telah diproduksi di Indonesia; jumlah produsen vaksin meningkat dari 1 menjadi 4 perusahaan. Selain itu, 10 bahan baku obat utama dan 9 dari 10 alat kesehatan berbelanja terbesar kini juga telah mampu diproduksi di dalam negeri.

4. Transformasi Pembiayaan Kesehatan.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kini mencakup 268 juta penduduk atau hampir seluruh warga Indonesia. Sekitar 36 persen dari belanja kesehatan nasional kini ditanggung oleh asuransi kesehatan, melindungi masyarakat dari risiko finansial akibat penyakit.

5. Transformasi SDM Kesehatan.

Sebanyak 61 persen puskesmas sudah memiliki tenaga kesehatan sesuai standar, dan 74 persen RSUD dilengkapi 7 dokter spesialis dasar. Pemerintah juga memperluas beasiswa tenaga medis, membuka 500 rumah sakit pendidikan utama, serta mengirim lebih dari 100 dokter Indonesia belajar ke luar negeri dalam bidang stroke, jantung, dan kanker.

6. Transformasi Teknologi Kesehatan.

Aplikasi SATUSEHAT Mobile, hasil pengembangan dari PeduliLindungi, kini terintegrasi dengan program Cek Kesehatan Gratis. Lebih dari 10.000 puskesmas, 15.000 klinik, 3.200 rumah sakit, dan ribuan apotek telah tersambung ke sistem digital nasional. Melalui teknologi kecerdasan buatan (AI) dan analisis data genomik, Kemenkes mengembangkan layanan kedokteran presisi guna mendeteksi risiko genetik penyakit seperti kanker, diabetes, dan kolesterol.

Selain aspek pelayanan dan teknologi, transformasi kesehatan juga menyentuh perubahan budaya kerja birokrasi. Menkes mengajak seluruh jajaran Kemenkes dan pemerintah daerah untuk bekerja dengan integritas, transparansi, dan semangat melayani.  “Kita butuh birokrasi yang jujur, akuntabel, dan melayani dengan hati. Transformasi kesehatan tidak hanya tentang teknologi, tapi juga perubahan budaya dan pola pikir,” ujar Menkes.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat, media, dan kader kesehatan di seluruh pelosok negeri.

Mereka dinilai sebagai penjaga nyawa dan penegak martabat bangsa yang berperan besar dalam mewujudkan masyarakat sehat.  “Perjalanan menuju Indonesia Sehat adalah perjalanan panjang dan penuh harapan. Mari kita mulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Dari individu yang sehat akan lahir bangsa yang kuat,” pesan Menkes.

Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 merupakan momentum refleksi dan ajakan nasional untuk melanjutkan agenda besar Transformasi Kesehatan Indonesia. Dengan semangat “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat,” seluruh komponen bangsa diajak meneguhkan komitmen mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Wabup Madiun : Kesehatan Merupakan Investasi Terbesar Suatu Bangsa

Iki Radio - Kesehatan menjadi salah satu investasi terbesar bangsa, utamanya bagi generasi penerus yang nantinya akan melanjutkan perjalanan bangsa.

Pelepasan balon ke udara oleh Wakil Bupati Madiun, menandai peringatan HKN ke 61 di Kabupaten Madiun, Rabu (12/11/2025)

Demikian disampaikan Wakil Bupati Madiun, dr Purnomo Hadi, saat memimpin apel peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 61, di halaman kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Rabu (12/11/2025).


Dalam membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, saat apel HKN ke 61, dr. Pur -sapaan Wakil Bupati Madiun- menegaskan, pentingnya menciptakan generasi penerus yang sehat, karena generasi muda itu adalah menjadi penggerak perjuangan bangsa.


“Investasi terbesar suatu bangsa adalah pada kesehatan generasinya, terutama generasi muda yang akan menjadi penerus dan penggerak Indonesia di masa depan,”kata dr Pur.


Menurut Wabup Madiun yang sangat berpengalaman di bidang kesehatan, bahwa kesehatan menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Sehingga tidak salah bila menempatkan kesehatan sebagai faktor utama dalam membentuk generasi unggul dan berdaya saing. 


“Dengan generasi yang sehat, penuh semangat, dan memiliki mental berjuang, insyaallah Indonesia Emas 2045 akan tercapai,” lanjutnya.


Lebih lanjut, dalam apel yang dihadiri seluruh unsur kesehatan daerah, diantaranya kepala puskesmas, direktur rumah sakit, organisasi profesi tenaga medis, hingga stakeholder bidang kesehatan, dr Pur mengajak seluruh elemen, utamanya tenaga kesehatan di Kabupaten Madiun, untuk bisa bersama sama memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.


“Kita adalah abdi negara dan pelayan masyarakat. Di Hari Kesehatan Nasional ini, mari kita satukan tekad memberikan yang terbaik bagi masyarakat Kabupaten Madiun,” tambahnya.


Sementara dalam peringatan HKN 2025 mengusung tema "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat".(iw/IR)

HKN 61, PDGI Jatim Ingatkan Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Iki Radio - Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 61 tahun 2025 ini, menjadi satu momentum untuk terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sesuai tema HKN ke 61, "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat" merupakan salah satu langkah yang dilakukan mempersiapkan generasi masa depan. Salah satunya dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut. 

Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) wilayah Jawa Timur, drg. Farid Amirudin M.Kes mengingatkan, menjaga kebersihan gigi dan mulut sangat penting.

Hal ini karena mulut adalah gerbang utama tubuh dan berhubungan langsung dengan kesehatan menyeluruh, mencegah masalah seperti gigi berlubang dan penyakit gusi, serta meningkatkan kepercayaan diri.

"Kebersihan yang baik juga dapat mencegah penyakit serius seperti penyakit jantung dan diabetes, serta memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan," katanya.

Menjaga kebersihan gigi dan mulut memiliki banyak manfaat.

1. Mencegah masalah gigi dan mulut: Menjaga kebersihan gigi dapat mencegah berbagai masalah seperti gigi berlubang, karang gigi, bau mulut (halitosis), dan radang gusi (gingivitis). 

2. Mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan: Mulut yang sehat mendukung sistem pencernaan yang baik. Selain itu, infeksi pada mulut yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan infeksi paru-paru. 

3. Meningkatkan kualitas hidup: Mulut yang sehat membantu dalam mengunyah makanan, berbicara, dan memberikan rasa percaya diri untuk beraktivitas. Pada lansia, menjaga kesehatan mulut dapat mencegah masalah psikologis seperti malu, kesulitan makan, dan isolasi sosial akibat hilangnya gigi.

4. Mencegah penularan penyakit: Mulut yang tidak terawat bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak dengan mudah dan menyebar ke bagian tubuh lain.

Adapun cara menjaga kebersihan gigi dan mulut yakni dengan sikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, dengan cara yang benar. Gerakan sikat dari atas ke bawah untuk gigi atas dan bawah ke atas untuk gigi bawah, sikat di perbatasan antara gigi dan gusi, serta gosok seluruh permukaan gigi, gusi, dan lidah. 

Gunakan pasta gigi seukuran biji kacang tanah. Hindari merokok untuk mencegah bau mulut, perubahan warna gigi, penumpukan plak, dan risiko kanker mulut. 

Periksakan gigi secara rutin ke dokter gigi untuk perawatan preventif dan profesional. 

"Dengan HKN ke 61 Tahun 2025 ini, mari kita tanamkan kepedulian untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan diri dan lingkungan," imbuhnya.(adv/iw/IR)

Jenis Olahraga Sederhana Membantu Tubuh Tetap Segar dan Bugar

Iki Radio - Olahraga merupakan bagian paling penting dalam hidup, kita dianjurkan setidaknya 30 menit melakukan aktivitas fisik demi menjaga kesehatan fisik maupun mental.

Mengutip dari laman Honestdocs, olahraga juga bisa membantu untuk mencegah penyakit, menambah stamina, mengontrol berat badan, serta mampu meningkatkan kualitas hidup.

Banyak jenis olahraga yang bisa kita lakukan, mulai dari yang berat hingga sederhana. Tapi alih-alih langsung mencoba yang besar, kita bisa memulai dari hal-hal kecil.

Melansir dari laman News Reports berikut 7 jenis olahraga sederhana yang membantu tubuh tetap segar dan bugar, di antaranya adalah :

Yoga untuk fleksibilitas dan kekuatan

Yoga bukan hanya tentang membuat tubuh berpose seperti pretzel. Ini tentang mengintegrasikan pikiran, tubuh, dan napas. Di sini kamu akan menemukan keseimbangan, baik secara harfiah maupun kiasan.

Yoga sangat baik untuk membangun kekuatan, meningkatkan fleksibilitas, dan meningkatkan keseimbangan. Ditambah lagi karena kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan.

Menari untuk bersenang-senang dan kebugaran

Menari bukan hanya cara yang menyenangkan untuk melepaskan dan mengekspresikan diri, tetapi juga merupakan latihan sederhana yang sangat baik. Ini meningkatkan detak jantung, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, serta melatih semua otot.

Ingat bahwa tujuannya bukan untuk menjadi sensasi tarian TikTok, tapi menjaga tubuh agar tetap bugar, fleksibel, dan merasa awet muda.

Jalan kaki ringan

Tidak semua dari kita cocok untuk latihan intensitas tinggi yang memicu banyak keringat. Berjalan adalah latihan berdampak rendah yang dapat dilakukan hampir di mana saja dan kapan saja.

Ini sangat cocok untuk mereka yang takut memikirkan terengah-engah di gym, atau bagi mereka yang memiliki masalah sendi. Terlebih lagi, jalan kaki bisa menjadi cara yang bagus untuk menjernihkan pikiran, mengurangi stres, dan bahkan memicu kreativitas.

Latihan berat badan untuk kekuatan dan pengencangan

Latihan berat badan adalah cara yang fantastis untuk membangun kekuatan dan mengencangkan otot tanpa memerlukan peralatan apapun. Seperti halnya push-up, squat, lunges, atau plank, latihan ini menggunakan berat badan sendiri untuk memberikan ketahanan terhadap gravitasi.

Namun perlu diingat bahwa tujuannya bukan untuk melakukan 100 push-up atau memegang papan selama 5 menit berturut-turut. Mulailah di mana kamu berada dan kuncinya adalah konsisten.

Chi untuk keseimbangan dan relaksasi

Berasal dari Tiongkok kuno, Chi sering digambarkan sebagai “meditasi dalam gerakan”. Ini adalah serangkaian gerakan tubuh yang lambat dan halus untuk meningkatkan ketenangan melalui gerakan lembut dan mengalir.

Chi bukan hanya tentang mencapai zen. Ini juga merupakan latihan berdampak rendah yang bagus yang meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan kekuatan otot. Selain itu juga dikenal karena kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan.

Peregangan untuk bersantai dan menghilangkan stres

Peregangan adalah cara yang bagus untuk merilekskan tubuh dan pikiran. Ini dapat membantu meredakan ketegangan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan bahkan memperbaiki postur tubuh.Tetapi yang lebih penting, ini bisa menjadi cara yang lembut untuk menggerakkan tubuh ketika kamu tidak siap untuk sesuatu yang berat.

Gerakan penuh perhatian untuk kesejahteraan holistik

Berlatih dengan gerakan penuh perhatian dapat membantu kamu terhubung dengan tubuh pada tingkat yang lebih dalam. Ini mendorongmu untuk menghargai apa yang dapat dilakukan tubuh, daripada fokus pada seperti apa bentuknya.Percayalah, ada sesuatu yang sangat membebaskan tentang bergerak karena kegembiraan belaka

Menko PMK: TBC Bisa Disembuhkan

Iki Radio - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memperkuat gerakan nasional penanggulangan tuberkulosis (TBC) melalui program Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC). 

Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam kegiatan Kick Off Kampanye TOSS TBC di kawasan Car Free Day, Jakarta, pada Minggu (9/11/2025).

Menko PMK Pratikno bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam Kick Off Kampanye TOSS TBC di kawasan Car Free Day, Jakarta. (Foto: Kemenko PMK)

Menko Pratikno dalam sambutannya menegaskan bahwa TBC adalah penyakit menular yang dapat disembuhkan sepenuhnya apabila pasien menjalani pengobatan dengan disiplin dan mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.  “TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan, tapi juga menular. Dan kita di dunia masih sangat tinggi, nomor dua tertinggi di dunia setelah India. Jangan sampai kita nomor satu, kita harus segera turunkan kasus TBC ini,” ujar Pratikno.

Lanjutnya, keberhasilan eliminasi TBC sangat bergantung pada peran aktif masyarakat di tingkat akar rumput, mulai dari RT/RW hingga kelurahan, yang menjadi garda terdepan dalam menemukan dan mendampingi kasus di lapangan.

Oleh karena itu, Pratikno mengingatkan masyarakat untuk disiplin menjalani pengobatan dan melakukan skrining secara berkala di fasilitas layanan kesehatan.

“Obatnya tersedia di Puskesmas, alat skrining tersedia. Oleh karena itu isu utamanya adalah aktif melakukan skrining secara reguler yang terintegrasi dengan pemeriksaan kesehatan gratis, dan skrining di instansi tempat kerja, pesantren, sekolah, lapas dan lain-lain,” lanjutnya.

Ia juga turut menekankan pentingnya menghapus stigma terhadap penyintas TBC agar mereka tetap bisa bersekolah, bekerja, dan berinteraksi tanpa diskriminasi.  “Jangan juga ada stigma, dikucilkan, kalau sekolah dijauhi teman-temannya, atau kalau bekerja terkena PHK. Kita memberikan perlindungan kepada penderita,” kata Menko PMK.

Sebagai bentuk penguatan kelembagaan, ia juga mendorong seluruh kepala daerah untuk gencar mengaktifkan kembali Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, serta menggerakkan Desa dan Kelurahan Siaga TBC sebagai bagian dari strategi nasional eliminasi TBC.  “Saya mengharapkan dukungan dari seluruh kepala daerah. Aktifkan TP2TB di semua provinsi, kabupaten, dan kota. Dan juga pemerintah sudah menggerakkan desa atau kelurahan Siaga TB,” pungkasnya.

Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak di delapan provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Kampanye diikuti dengan senam bersama, edukasi kesehatan dari para penyuluh dan penyintas TBC, pemeriksaan kesehatan, serta berbagai kegiatan hiburan bagi masyarakat.

Tahun 2026 Seluruh Posyandu di Kabupaten Madiun Sudah Memenuhi 6 SPM

Iki Radio - Pada tahun 2026 mendatang, seluruh Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kabupaten Madiun, ditargetkan sudah memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). Sehingga layanan yang diberikan melalui Posyandu, akan lebih lengkap sesuai kebutuhan masyarakat. Untuk itu, Tim Penggerak PKK Kabupaten Madiun, menyelenggarakan Pembekalan Teknis Kader Posyandu 6 SPM, di Pendopo Muda Graha Kabupaten Madiun, Kamis (06/11/2025).

Pembekalan teknis ini dimaksudkan agar kader kader Posyandu di Kabupaten Madiun, memiliki orientasi untuk menuju ke layanan Posyandu yang telah memiliki 6 SPM.

“Karena dulunya yang diurusi Cuma kesehatan saja, ini transformasi menjadi 6 bidang layanan SPM. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilaksanakan. Karena ini wajib, instruksi dari pusat bahwa layanan 6 spm ini harus dilaksanakan,” ujar Erni Hari Wuryanto, Ketua TP PKK Kabupaten Madiun, Kamis (06/11/2025).

Dijelaskan, Posyandu 6 SPM (Standar Pelayanan Minimal) adalah inovasi Posyandu yang memperluas cakupannya. Ke-enam bidang standar pelayanan dasar itu meliputi kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, sosial, serta ketentraman, ketertiban, dan perlindungan masyarakat (Trantib dan Linmas). Posyandu dengan 6 SPM ini bertujuan untuk menjadikan Posyandu sebagai pusat pelayanan yang lebih komprehensif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas, tidak hanya berfokus pada kesehatan ibu dan anak. 


“Saat ini belum ada yang SPM, masih dalam proses pembentukan secara kelembagaannya. Diharapkan tahun 2025 ini sudah punya register, dan 2026 sudah mulai berjalan (Posyandu 6 SPM),” terang Erni.

Saat ini, di Kabupaten Madiun ada sekitar 878 Posyandu, dan 600 Posyandu diantaranya sudah terintegrasi layanan primer (ILP).

“ILP itu bagian dari Posyandu 6 SPM ini. Jadi dari Posyandu yang sudah ILP itu nanti kita tingkatkan, sehingga memenuhi kreteria sebagai Posyandu dengan 6 SPM,” lanjutnya.

Selain itu dengan bertambahnya layanan pada Posyandu, Pemkab Madiun pun berupaya agar para kader Posyandu ini nantinya juga akan mendapatkan penghasilan dalam bentuk honor. Bukan tanpa alasan, hal ini karena memang cakupan kerja Posyandu semakin luas.

“Honor posyandu masih dirumuskan, karena tugasnya semakin banyak. Ini masih kita upayakan. Karena kita harus mengikuti program baru, ini harus semangat, harus melayani kesehatan masyarakat tidak boleh ngersulo, tidak boleh nggrundel,” pungkasnya.(iw/IR)

HKN Ke 61, Dinkes Madiun Ajak Masyarakat Dukung dan Peduli Program Kesehatan

Iki Radio - Penguatan aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, menjadi prioritas Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dr. Heri Setyana

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dr. Heri Setyana, dalam memaknai peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 61, tahun 2025, dengan tema "GENERASI SEHAT, MASA DEPAN HEBAT".

"Yang menjadi prioritas dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat, adalah penguatan aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Diantaranya dengan cara peningkatan kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, dengan deteksi dini melalui skrining," kata Heri Setyana, Kamis (06/11/2025).

Selain itu, Dinkes Kabupaten Madiun juga turut berperan aktif pada prioritas program pemerintah.

"Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), menggalakkan germas (gerakan masyarakat hidup sehat), percepatan perbaikan gizi, juga menjadi skala prioritas untuk peningkatan kesehatan masyarakat," lanjutnya.

Heri menekankan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan SDM, serta sarana dan prasarana, menjadi bagian yang tak terpisahkan, dalam menciptakan masyarakat yang sehat, seperti perbaikan sanitasi dan sebagainya.

"Karena ini musim pancaroba diharapkan tetap waspada terhadap peningkatan kasus penyakit DB, ISPA dan penyakit menular lainnya," tambahnya.



Ditegaskan, seluruh masyarakat diharapkan melakukan upaya pencegaah, potensi penyakit yang muncul saat musim pancaroba.

"Upaya upaya preventif harus dilakukan, seperti PSN (pemberantasan sarang nyamuk), PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) secara kontinyu. Dihimbau dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap upaya upaya dan program program kesehatan" pungkasnya.(iw/IR)

Ancaman DBD, PSN Lebih Efektif Daripada Fogging, Ini Penjelasannya

Iki Radio - Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, menekankan pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), lebih diutamakan daripada fogging, untuk mengantisipasi ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD), saat memasuki musim hujan.


“Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Jentik atau larvanya tidak mati. Tiga atau empat hari kemudian nyamuk baru muncul lagi,” kata dr. Heri Setyana, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.


Memang saat ini banyak masyarakat beranggapan, dengan fogging nyamuk akan mati. Namun tahukah anda, Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang hanya membunuh nyamuk dewasa. Dan sesuai dengan aturannya, fogging dilakukan setelah ada temuan kasus DBD.


Fogging dapat menyebabkan efek samping pada kesehatan jika terpapar dalam jumlah besar, sehingga perlu tindakan pencegahan seperti menghindari area penyemprotan, menutupi makanan dan barang, serta mematuhi prosedur keselamatan lainnya. 

Dr. Heri Setyana, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun


"Dibeberapa daerah, ada uji coba yang menunjukkan nyamuk tidak mempan lagi disemprot berbagai jenis obat karena terlalu sering difogging," lanjut Kadinkes.


Sehingga fogging tidak efektif untuk membasmi jentik atau telur nyamuk.


Dampak lain dari sisi kesehatan, Insektisida yang terhirup dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti iritasi mata, batuk, sakit kepala, bahkan keracunan. Dari sisi lingkungan, fogging berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem dengan membunuh serangga lain yang menjadi mangsa.


Sehingga yang perlu dilakukan dalam menghadapi ancaman DBD adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur atau Mendaur ulang) secara rutin. 


Dengan demikian, nyamuk tidak lagi punya tempat untuk berkembangbiak. Karena memang PSN itu bertujuan untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk.


"Tetapi PSN itu harus dilakukan secara bersama-sama. Kalau cuma sebagian warga (yang melakukan PSN) sarang nyamuk tetap ada," tambahnya.(iw/IR)

12 November Diperingati Sebagai Hari Kesehatan Nasional, Ini Sejarahnya

Iki Radio - Pernahkah Anda berpikir, mengapa kita memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) setiap tanggal 12 November? 

Hari Kesehatan Nasional di Indonesia diperingati pertama kali pada 12 November 1964. Lahirnya HKN yang diperingati setiap tanggal 12 November berawal dari upaya pemberantasan penyakit Malaria di Indonesia. 

Pada tanggal 12 November 1959, Presiden Soekarno secara simbolis menyemprotkan DDT di Desa Kalasan, Yogyakarta (Foto :Kemenkes RI)

Perjuangan panjang bangsa Indonesia melawan wabah malaria yang pernah melanda negeri ini, terjadi sekitar tahun 1950-an. Penyakit mematikan ini merenggut nyawa banyak orang dan mengancam kesehatan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengambil langkah tegas dengan membentuk Dinas Pembasmian Malaria yang kemudian berganti nama menjadi KOPEM. Salah satu senjata utama dalam perang melawan malaria adalah insektisida DDT. Pada tanggal 12 November 1959, Presiden Soekarno secara simbolis menyemprotkan DDT di Desa Kalasan, Yogyakarta, menandai dimulainya program pemberantasan malaria secara besar-besaran.

Setelah lima tahun berjuang, upaya ini membuahkan hasil yang sangat membanggakan. Jutaan nyawa berhasil diselamatkan dan wabah malaria berhasil dikendalikan. Sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan ini, tanggal 12 November ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional.

Hingga kini, HKN bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Dengan memperingati HKN, kita diingatkan akan perjuangan para pahlawan kesehatan dan diajak untuk terus berupaya menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.

Sumber : Kemenkes RI

BSN dan Kemenkes Kembangkan SNI Smart Hospital untuk Wujudkan Layanan Kesehatan Cerdas

Iki radio - Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI), serta berbagai pemangku kepentingan lainnya tengah menginisiasi pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Smart Hospital.

Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono, saat membuka International Healthcare Engineering Fair (INAHEF) 2025 di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Kehadiran standar ini menjadi tonggak penting bagi transformasi sistem pelayanan kesehatan nasional menuju rumah sakit pintar yang terintegrasi, efisien, aman, dan berkelanjutan.

Meski akses masyarakat terhadap layanan kesehatan terus meningkat, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dari sisi pemerataan fasilitas dan penguatan infrastruktur kesehatan.

Menurut laporan CEOWORLD Magazine (2 April 2024), Indonesia berada di peringkat 39 dari 110 negara dalam Healthcare Index dengan skor 42,99 dari 100. Untuk infrastruktur medis dan tenaga profesional, Indonesia memperoleh skor 64,37; pada aspek akses obat dan biaya 54,02; dan kesiapan pemerintah 55,79.

Laporan Statice Health International (12 Mei 2024) yang disusun oleh Giovanni Elvina juga mencatat, hingga 2022 Indonesia memiliki 1.058 rumah sakit umum, 1.927 rumah sakit swasta, dan 10.205 puskesmas. Namun, sebanyak 62,9 persen penduduk masih mengalami kesulitan dalam memperoleh layanan kesehatan, sementara 60,8 persen belum memiliki akses terhadap fasilitas primer.

Melihat tantangan tersebut, BSN bersama Kemenkes RI menilai perlunya standar nasional sebagai pedoman pembangunan dan pengelolaan rumah sakit berbasis teknologi.

“Pengembangan SNI Smart Hospital ini sejalan dengan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden 2025–2029 yang menargetkan terwujudnya rumah sakit kabupaten/kota yang lengkap dan modern,” ujar Plt. Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono, saat membuka International Healthcare Engineering Fair (INAHEF) 2025 di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Kristianto menjelaskan, BSN juga menggelar Sosialisasi dan Diskusi Nasional Rancangan SNI Smart Hospital pada 23–25 Oktober 2025 dalam rangkaian INAHEF 2025. Forum ini membahas rencana implementasi serta roadmap penerapan SNI Smart Hospital nasional periode 2026–2029.

Sejak 2024, BSN telah mengawal penyusunan standar ini melalui kolaborasi lintas sektor — melibatkan kementerian/lembaga, asosiasi profesi, industri, akademisi, serta rumah sakit percontohan dari berbagai daerah. SNI Smart Hospital ditargetkan dapat ditetapkan pada tahun 2025.

BSN juga mendorong keterlibatan Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri untuk bersinergi dengan Kementerian Kesehatan dalam memfasilitasi penerapan standar ini di seluruh rumah sakit di Indonesia.

Acara sosialisasi ini menjadi bagian dari Forum Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional yang diselenggarakan bersama oleh BSN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta Kementerian Perindustrian.

Presiden PTPI Eko Supriyanto dalam pembukaan INAHEF 2025 menyampaikan bahwa forum ini dihadiri lebih dari 3.000 rumah sakit, ratusan asosiasi profesi dan perguruan tinggi, serta puluhan industri dan UMKM.

“Tak hanya dari dalam negeri, forum ini juga diikuti perwakilan rumah sakit dan kementerian kesehatan dari Malaysia, Singapura, dan Vietnam, serta menghadirkan pakar internasional dari Belanda, Jepang, Tiongkok, dan berbagai negara lainnya,” ujar Eko.

Dengan penerapan SNI Smart Hospital, sistem kesehatan nasional diharapkan menjadi lebih terintegrasi, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Selain meningkatkan mutu serta keterjangkauan layanan, standar ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap layanan kesehatan luar negeri sekaligus mendorong pertumbuhan pariwisata kesehatan (medical tourism) di Indonesia.

Hingga September 2025, BSN telah menetapkan 15.993 SNI, termasuk 521 SNI yang berkaitan langsung dengan alat dan fasilitas kesehatan. Melalui SNI Smart Hospital, BSN berkomitmen mendukung terwujudnya sistem layanan kesehatan nasional yang berdaya saing global, berorientasi pasien, dan berkelanjutan.(*)

 

Hore!! Kader Posyandu Di Kabupaten Madiun Dapat Honor

Iki Radio - Bukan hanya pengabdian, ribuan kader posyandu di Kabupaten Madiun juga mendapat penghasilan berupa honor dari Pemerintah Kabupaten Madiun.

Aktifitas salah satu Posyandu di Kabupaten Madiun

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Madiun, dr Purnomo Hadi, dihadapan ratusan kader PKK, saat pembekalan TP PKK Sehat Lestari dan Berencana, di Pendopo Muda Graha, Kamis (16/10/2025).

“Jadi bukan hanya memberikan pengabdian saja, tetapi sebagai bentuk perhatian dari pemerintah, juga diberikan honor meski nilainya tidak seberapa,” kata Wabup Madiun saat memberikan sambutan.

Spontan, yang disampaikan Wabup Madiun ini mendapat sambutan tepuk tangan dari seluruh undangan yang hadir.

Sementara itu dalam sesi  wawancara dengan awak media, Wabup Madiun dr Purnomo Hadi menegaskan, pemberian honor bagi para kader posyandu merupakan bagian dari kepedulian pemerintah terhadap kegiatan Posyandu.

“Biar para kader (posyandu) lebih semangat. Karena mereka yang ada digarda paling depan kaitannya dengan kesehatan masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, pemberian honor tersebut sudah lama dilakukan karena memang ada didalam aturan.

Menyambung keterangan Wakil Bupati saat wawancara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Madiun, Supriyadi mengatakan, sumber dana pemberian honor bagi para kader posyandu tersebut ada di beberapa pos anggaran.

“Di APBD ada, di dinas kami (PMD) juga ada melalui beberapa kegiatan,” jelasnya.

Harapannya, dengan pemberian honor tersebut selain membantu kader juga meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui program kegiatan posyandu.

 

 

Kemenkes Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis

Iki Radio - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan peran Kementerian Kesehatan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah melakukan pengawasan. Peran ini diperlukan untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk pelajar. 


Menkes Budi mengatakan pengawasan dilakukan dengan melakukan standardisasi pelaporan, sertifikasi keamanan pangan, dan pengawasan berlapis. “Kita ingin melakukan standardisasi dari laporan dan angka-angka kejadian kasus,” kata Menkes Budi pada konferensi pers terkait MBG di Gedung Kemenkes, Jakarta. 

Kemenkes bersama Badan Gizi Nasional (BGN) akan mengonsolidasikan data harian dan mingguan terkait potensi keracunan, dan tidak menutup kemungkinan akan ada publikasi berkala seperti saat masa pandemi COVID-19. 

Dalam hal sertifikasi, terdapat tiga standar sertifikasi akan diberlakukan yaitu Sertifikat Laik Higiene Sanitas (SLHS), sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) untuk manajemen risiko pangan, serta sertifiksi halal.

Kemenkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan BGN akan menjadi bagian dari sistem sertifikasi terpadu untuk memastikan makanan bergizi yang didistribusikan aman dan sesuai standar. Selain itu, proses percepatan sertifikasi juga disiapkan agar tidak menghambat distribusi. 

Dari sisi pengawasan juga, Kemenkes akan melakukan pengawasan eksternal serta sebagai bagian dari gugus tugas cepat tanggap jika terjadi kasus keracunan massal atau Kejadian Luar Biasa (KLB).  “Peran Kemenkes secara gotong royong di sini adalah nanti kita akan melakukan pengawasan eksternal kepada para pelaksana strategi ini,” ujar Menkes Budi.

Khusus untuk pengawasan eksternal, Kemenkes akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, TNI/Polri, dan aparat daerah untuk membantu pengawasan harian terhadap SPPG.

Kemenkes juga akan menyiapkan gugus cepat tanggap di tiap daerah yang terdiri dari Dinas Kesehatan, rumah sakit umum daerah, serta unit UKS di sekolah-sekolah. Menkes Budi mengatakan hal ini untuk memastikan kalau ada kejadian luar biasa itu bisa ditangani cepat.

Selain pengawasan produksi, ia menyoroti pentingnya pengawasan di sisi penerima, yaitu sekolah-sekolah dan madrasah. pihaknya akan berkoordinasi dengan Kemendikdasmen dan Kemenag untuk melibatkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam memeriksa kualitas makanan sebelum dikonsumsi.  “Setidaknya begitu makanan datang, kita bisa ajarin warnanya ada yang berubah, baunya aneh atau tidak,” ujar Menkes Budi.

Program pemantauan status gizi siswa juga akan menjadi bagian dari pengawasan. Kemenkes akan mengukur tinggi dan berat badan setiap enam bulan dan mencatatnya secara by name by address untuk evaluasi program. 

Tidak hanya itu, Kemenkes akan memperluas cakupan survei gizi tahunan yang sebelumnya hanya fokus pada stunting. “Survei gizi nasional ini nanti akan ditambah untuk anak-anak di atas lima tahun khususnya anak sekolah,” ujarnya.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan bahwa seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi wajib memiliki sertifikasi higiene, sanitasi, serta standar keamanan pangan sebagai syarat mutlak dalam Program Makan Bergizi Gratis.

Sejak 20 Juni 2025 BGN telah mengeluarkan keputusan agar setiap penyedia pangan segera melengkapi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Sertifikasi ini menjadi prioritas awal untuk menjamin kelayakan pangan. “Selain SLHS, kami juga sedang mempersiapkan penerapan Hazard Analysis Critical Control Point yang lebih menekankan pada aspek keamanan dan proses pangan. Nantinya sertifikasi HACCP dilakukan lembaga berwenang yang diakui Komite Akreditasi Nasional,” ujar Dadan.

 

Bupati Ponorogo Bagikan Kiat Cegah Stunting

Iki Radio - Kiat khusus pencegahan stunting berupa stimulasi sejak bayi masih berada dalam kandungan, diantaranya dengan, memutarkan musik, membacakan buku, dan berbicara dengan bayi sambil menyentuh perut secara lembut dibagikan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.

“Ibu yang hamil hari ini tidak sekadar mengandung bayi. Tapi akan melahirkan generasi yang siapa tahu akan menjadi presiden, bupati, gubernur di masa mendatang,” kata Kang Giri –sapaan Bupati Sugiri Sancoko– di depan sekitar 80 ibu hamil di Kecamatan Jambon, dalam acara sosialisasi pencegahan stunting, seperti dalam siaran tetulsinay Pemkab Ponorogo, Jumat (19/9/2025).

 “Dulu, istri saya tidak sekadar istri yang sedang mengandung. Dia mencetak generasi penerus yang dititipkan kepadanya. Jadi harus disayang, dielus-elus, dipeluk, diputarkan musik klasik atau pengajian. Walaupun di dalam perut, bayi itu sudah bisa komunikasi,” jelasnya.

Stimulasi seperti itu diberikan sejak bayi berada dalam kandungan hingga lahir ke dunia. Menurut Kang Giri, mencegah stunting tidak hanya melalui makanan bergizi saja, namun perlu perlakuan kasih sayang saat bayi masih berada di dalam kandungan. Maka dari itu, dia menitipkan para ibu yang sedang mengandung agar lebih memperhatikan bayinya agar kelak tumbuh generasi yang hebat. “Pasti ke depan jiwanya bagus, akhlaknya bagus, moralnya bagus, tingkah lakunya juga bagus. Stunting jangan disepelekan,” pungkasnya.

Sosialisasi pencegahan stunting sudah berlangsung di empat kecamatan (Bungkal, Mlarak, Balong, Jambon). 

Fokus, Camat Sawahan Madiun Terus Berupaya Turunkan Kasus Stunting

Iki Radio - Kasus stunting masih menjadi priotitas program yang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sebab hal ini sangat berkaitan dengan penyiapan generasi penerus yang berkualitas.

Salah satunya di Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun.

Untuk mengetahui bagaimana kondisi kasus stunting, pihak Kecamatan Sawahan selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak, salah satunya puskesmas Sawahan.

Camat Sawahan, Muhammad Sholeh (peci hitam) saat evaluasi pelaksana terbaik 10 Program Pokok PKK di Desa Pucangrejo Sawahan (13/06/2025)

"Setiap bulannya kita pantau. Dan kami selalu meminta data dari puskesmas Sawahan untuk mengetahui bagaimana kondisi kasus stunting di wilayah Kecamatan Sawahan", kata Muhammad Sholeh, Camat Sawahan, Selasa (24/06).

Hal ini karena setiap bulan melalui kegiatan posyandu, kondisi balita dapat diketahui.

"Kalau jumlah kasusnya sampai dengan saat ini Desa Bakur ada 6 kasus, dan Desa Rejosari 5 kasus. Untuk desa desa lain hanya satu atau dua kasus saja bahkan zero kasus stunting," lanjutnya.

Diakuinya, menurunnya kasus stunting di Kecamatan Sawahan ini juga tidak lepas dari peranan semua pihak.

"Kita libatkan semua masyarakat untuk mengatasi masalah stunting ini. Diantaranya peran PKK baik ditingkat kecamatan, hingga ke desa bahkan sampai ditingkat RT / RW," tambahnya.

Beberapa program yang dilakukan mulai dari Pemanfaatan Tanah Pekarangan (PTP) hingga pemberian makanan tambahan (PMT).

“Intinya stunting ini menjadi masalah yang harus kita hadapi bersama sama, dan terus berupaya menekan angka stunting. Sebagaimana program pemerintah, ketahanan pangan juga menjadi prioritas yang kami lakukan, termasuk untuk menekan angka stunting,” pungkasnya.(iw/md)

Kadinkes Jatim Optimis Pramuka Mampu Berkontribusi dalam Pembangunan Kesehatan

Iki Radio - Demi membentuk generasi muda yang peduli dan berdaya dalam pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Timur menggelar Perkemahan Bakti Daerah (Pertida) Saka Bakti Husada (SBH) ke VII Tahun 2025  dengan tema “Pramuka sebagai Kader Kesehatan”. Kegiatan yang diikuti oleh 491 orang peserta ini digelar mulai tanggal 17- 20 Juni 2025 bertempat di Bumi Perkemahan Alas Soeko Desa Sukosari, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Dalam sambutannya, Ketua Kwarda Jawa Timur, H.M. Arum Sabil, SP., S.H. menjelaskan bahwa Pertida ini bukanlah sekadar perkemahan, namun juga sebagai ladang belajar dan perjuangan pramuka untuk turut serta dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

“Momentum kali ini merupakan panggilan jiwa kita sebagai pramuka untuk turut serta membangun Indonesia yang lebih sehat dan lebih kuat.” ujar Kak Arum Sabil saat membuka acara Pertida SBH ke VII Tahun 2025 di Trawas.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tantangan kesehatan yang saat ini dihadapi tidaklah sedikit, salah satunya kasus stunting yang masih menjadi masalah serius nasional. Hal itu membutuhkan perhatian dari seluruh pihak, bukan hanya dari pemerintah dan tenaga medis saja, tapi juga dari anggota Pramuka Bakti Husada.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI tanggal 26 Mei 2025, prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen dan merupakan yang terbaik kedua nasional setelah Bali. Namun, Jawa Timur tetap berusaha mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen.

“Oleh karena itu, posisi kita sebagai Pramuka Bakti Husada menjadi strategis, bukan hanya penonton sejarah, bukan hanya diam ketika ada masalah, kita adalah pelaku perubahan, kita adalah solusi untuk masa depan.” ungkap Kak Arum Sabil

Pramuka Bakti Husada bisa memulai dari hal sederhana, menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pola makan sehat dan gizi seimbang, mengajak ibu-ibu memberikan asi eksklusif dan makanan pendamping yang bergizi, membantu kader di posyandu dalam pelayanan terpadu di desa, membuat kampanye digital tentang hidup sehat dan bahaya stunting di media sosial serta menjadi contoh gaya hidup sehat di lingkungannya masing-masing.

“Tidak ada Indonesia Emas 2045 kalau kita abai hari ini. Maka, mari kita mulai dari Pertida ini. Kita hidupkan semangat kolaborasi. Kita kobarkan api pengabdian dan kita teguhkan komitmen untuk terus berkarya demi bangsa.” pesan Kak Arum Sabil kepada Pramuka Bhakti Husada.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM, M.A.R.S menyampaikan bahwa kegiatan Pertida ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pramuka penegak dan pandega agar lebih kompeten, inovatif dan berdaya di bidang kesehatan. Serta, dapat menambah pengalaman praktis dan memperluas wawasan peserta melalui berbagai aktivitas berbasis sesehatan baik teori maupun praktek.

“Dukungan terhadap gerakan sehat pada generasi muda ini sangat penting guna meningkatkan kepedulian kesehatan terutama terhadap diri sendiri dan lingkungan serta secara langsung dapat mendorong partisipasi aktif anggota pramuka dalam mensosialisasikan pentingnya kesehatan sejak dini.” tutur Prof. Erwin.

Lebih lanjut, Prof. Erwin menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) oleh Kementerian Kesehatan, sehingga kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif anggota pramuka dalam memanfaatkan layanan pemeriksaan Kesehatan gratis yang tersedia di Puskesmas.

Aktivitas yang diselenggarakan untuk mengasah kemampuan dan ketrampilan peserta ini terbagi dalam beberapa zona, antara lain zona umum, zona bakti, zona tantangan, zona edukasi, zona ketrampilan, zona perlombaan dan zona rekreasi. Dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan ini para peserta diharapkan mendapatkan banyak ilmu baru terkait kesehatan, isu-isu baru seputar kesehatan serta juga pelatihan kepedulian terhadap sesama.

Disamping kegiatan untuk peserta, Dinkes Jatim juga menyelenggarakan Cek Kesehatan Gratis (Kida Bina Keluarga sehat & pengendali penyakit) untuk warga sekitar yang berlokasi di Balai Desa Sukosari dengan sasaran 100 orang.

“Semoga Pertida ini bukan hanya sekedar ajang pertemuan, tetapi peserta diharapkan dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan praktis serta memberikan kontribusi nyata dalam mengedukasi masyarakat terhadap isu-isu kesehatan. Dan pada akhirnya menjadi sebuah titik balik generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan dan kepedulian Kesehatan masyarakat,“ ujar Prof. Erwin.

Harapannya, dengan diselenggarakannya agenda ini semoga dapat membantu pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat serta mempercepat pembangunan berkelanjutan khususnya di bidang kesehatan. (jal/s)

Mohon Maaf kepada Warga RI, 21 Penyakit Ini Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Juni 2025

Iki Radio - Hingga bulan Juni 2025, BPJS Kesehatan tetap tidak menanggung 21 penyakit yang diderita oleh warga RI.

BPJS merupakan asuransi pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dengan adanya BPJS Kesehatan, maka masyarakat bisa berobat gratis dan tidak dipungut biaya sedikitpun.

Seperti asuransi pada umumnya, ada iuran BPJS Kesehatan yang harus dibayar masyarakat setiap bulan sesuai kelas yang dipilih.

Meski merupakan asuransi kesehatan gratis, namun tidak semua penyakit bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Misalnya saja, BPJS Kesehatan tidak menanggung layanan yang bukan kesehatan dasar atau tidak termasuk pengobatan kesehatan, seperti untuk layanan estetika.

Berikut adalah daftar penyakit yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan:

1. Penyakit yang berupa wabah atau kejadian luar biasa.

2. Perawatan yang berhubungan dengan kecantikan dan estetika, seperti operasi plastik.

3. Perataan gigi seperti behel.

4. Penyakit akibat tindak pidana, seperti penganiayaan atau kekerasan seksual.

5. Penyakit atau cedera akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau usaha bunuh diri.

6. Penyakit akibat konsumsi alkohol atau ketergantungan obat.

7. Penyakit yang tidak di-cover BPJS Kesehatan lainnya ialah terkait dengan pengobatan mandul atau infertilitas.

8. Penyakit atau cedera akibat kejadian yang tak bisa dicegah, seperti tawuran.

9. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri

10. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan atau eksperimen.

11. Pengobatan komplementer, alternatif, dan tradisional yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan.

12. Alat kontrasepsi.

13. Perbekalan kesehatan rumah tangga.

14. Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terdiri dari rujukan atas permintaan sendiri dan pelayanan kesehatan lain yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan.

15. Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat.

16. Pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja atau menjadi tanggungan pemberi kerja.

17. Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas sesuai hak kelas rawat peserta.

18. Pelayanan kesehatan tertentu yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polri.

19. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dalam rangka bakti sosial.

20. Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain.

21. Pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan.


Itulah daftar 21 penyakit yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan.(Bisnis.com)

Dialami Luna Maya Setelah Menikah, Apa Itu Cold Feet?

Iki Radio - Aktris Luna Maya mengaku sempat mengalami 'cold feet' setelah beberapa hari menikah dengan Maxime Bouttier. 

"(Kalau aku cold feet) setelah nikah, tiba-tiba hari ini (empat hari setelah menikah)," ucap Luna dikutip dari Youtube Luna Maya official, Rabu (21/5/2025).

Perasaan ini juga dialami Maxime Bouttier. Hanya saja yang berbeda adalah, Maxime mengalaminya sebelum pernikahan. Dan umumnya hal ini dialami oleh orang menjelang hari pernikahan. 

Apa itu 'cold feet'?

Jocelyn Charnas, seorang psikolog klinis berlisensi di New York City menjelaskan tentang 'cold feet' sebagai hal yang wajar dialami. 

"Menurut saya, cold feet adalah istilah umum untuk ketakutan, keraguan, dan kecemasan yang kita alami saat bersiap menikah," jelasnya. 

"Pengalaman kecemasan dan ketidakpastian adalah hal yang wajar saat kita merencanakan transisi hidup yang sangat penting ini, tetapi terlalu banyak ketakutan dan keraguan bisa sangat meresahkan," imbuhnya. 

Ciri 'cold feet'

"Cold feet" adalah istilah yang dicirikan oleh perasaan tidak yakin untuk melanjutkan pernikahan dengan calon pasangan Anda. 

Dalam bentuk terburuknya, cold feet dapat benar-benar melumpuhkan dan menyebabkan tekanan besar bagi seseorang menjelang pernikahan mereka.

Apa bedanya dengan kegelisahan sebelum menikah?

Munculnya rasa berdebar-debar di perut setiap kali memikirkan hari besar—dan rasa takut yang tidak pasti tidaklah sama, meskipun kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian. 

Sementara cold feet sebelum pernikahan sering kali berpusat di sekitar pernikahan itu sendiri dan dampaknya terhadap hidup Anda (bertukar janji di depan sekelompok besar orang, menguasai koreografi tari pertama Anda, merasa sedikit cemas tentang perubahan hidup, dll.), rasa takut yang tidak pasti sebelum pernikahan biasanya melibatkan keraguan tentang orang yang akan Anda nikahi.

Tanda cold feet

Wajar saja jika memiliki berbagai macam perasaan sebelum pernikahan, termasuk kegugupan dan kecemasan sebelum pernikahan, jadi ini mungkin membuat bertanya-tanya apakah Anda benar-benar merasa takut. Charnas mengatakan hal ini dapat terwujud dalam berbagai cara.

Yaitu perasaan ragu yang luar biasa, "seperti mempertanyakan apakah (itu) orang yang tepat, waktu yang tepat," jelas Charnas. 

Bahkan dapat mengambil langkah-langkah untuk mempertimbangkan pembatalan pernikahan.

Selain itu, tanda 'cold feet' lain adalah timbulnya rasa cemas. Pada banyak orang, rasa takut dapat bermanifestasi sebagai kecemasan yang hebat seputar perencanaan pernikahan. 

Juga perubahan perilaku atau bertengkar dengan pasangan. 

Pada beberapa orang melampiaskannya pada pasangan mereka saat mereka merasa takut. Jika Anda lebih sering bertengkar dengan pasangan atau mulai merasa kesal, itu bisa jadi pertanda.

Anda mungkin juga mengalami mimpi buruk atau kehilangan gairah seks .

Namun Charnas juga mengingatkan bahwa merasa takut itu normal dan jangan berpikir bahwa ada yang salah dengan diri Anda. 

"Hal terpenting yang perlu diingat adalah bahwa kecemasan sebelum pernikahan dalam taraf tertentu adalah bagian normal dari transisi kehidupan yang luar biasa dalam pernikahan," tegasnya

"Mengenali ketakutan dan ketidakpastian Anda sendiri serta menjadi pendengar yang baik bagi pasangan Anda adalah titik awal yang baik untuk hubungan yang sehat dan bahagia," sambungnya. (kompas)

close
Pasang Iklan Disini