Iki Radio - Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Siak, Fauzi Asni, mengikuti Rapat Koordinasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Percepatan Penuntasan Tuberkulosis (TBC) bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual dari Ruang Bandar Siak, Kantor Bupati Siak.
Rapat tersebut menyoroti
sejumlah insiden keracunan makanan yang terjadi di berbagai daerah dalam pelaksanaan
MBG. Pemerintah pusat menilai kasus tersebut menjadi peringatan bahwa program
MBG memerlukan pengawasan lebih ketat serta koordinasi lintas instansi,
termasuk dengan pemerintah daerah.
“Pemda
punya sumber daya seperti dinas kesehatan dan dinas pendidikan. Itu harus
diberdayakan dalam pengawasan, termasuk memastikan kualitas makanan yang
disajikan agar tidak menimbulkan insiden,” kata Tito Karnavian.
Tito
juga menekankan pentingnya peran aktif pemerintah daerah. Menurutnya, masih
banyak pemda yang belum maksimal terlibat karena terkendala sistem SPPG.
“Saya
minta Badan Gizi Nasional (BGN) menugaskan kontak person di setiap provinsi
maupun kabupaten/kota agar kepala daerah bisa berdiskusi dan berkoordinasi
lebih mudah,” tegas dia.
Wakil
Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menambahkan bahwa dalam waktu dekat akan
diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk memperkuat koordinasi antar
kementerian/lembaga.
"Selama
ini memang masih ada daerah yang kurang dilibatkan, tapi Insya Allah ke depan
apalagi dengan penguatan Perpres, BGN akan bergandeng tangan dengan pemerintah
daerah,” jelas Nanik.
Sementara
itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya percepatan
penerbitan Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) bagi seluruh dapur penyedia
MBG.
Ia
meminta agar setiap tahap diawasi ketat, mulai dari pemilihan bahan pangan,
penyimpanan, proses memasak, hingga distribusi makanan.
“Waktu
distribusi juga harus diperhatikan. Idealnya makanan yang selesai dimasak
langsung dikonsumsi maksimal dalam 4 jam, baik untuk jadwal pagi maupun siang.
Penyimpanan sampel makanan tidak boleh lebih dari 2x24 jam,” ungkap Menkes
Budi.
Selain
itu, ia mengingatkan pentingnya protokol kesehatan di sekolah, termasuk
pembiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan, menjaga kebersihan lingkungan
sekolah, serta memasukkan materi keamanan pangan dalam pembelajaran melalui
Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Menkes
juga menginstruksikan puskesmas untuk menyiagakan tim gerak cepat (TGC) guna
menangani insiden keracunan jika terjadi.
Menanggapi
arahan pemerintah pusat, Asisten I Setdakab Siak, Fauzi Asni, menegaskan
komitmen Pemkab Siak dalam menyukseskan program MBG.
“Kami
mendukung arahan pemerintah pusat dalam mengantisipasi keracunan makanan,
karena ini menyangkut kesehatan anak-anak kita. Saya rasa memang dibutuhkan
kolaborasi lintas instansi, terutama antara BGN dan pemda melalui dinas
kesehatan, puskesmas, serta dinas pendidikan di sekolah, agar program MBG
berjalan lancar,” kata dia.