Iki Terbaru/Paling Greeess

Showing posts with label Top. Show all posts
Showing posts with label Top. Show all posts
Top

Mutiara, Pusatnya Oleh Oleh Rasa Banjar

Iki Radio - Buah tangan atau oleh oleh, menjadi hal wajib yang harus ada ketika berpergian ke luar daerah. Ini yang dilakukan kebanyakan orang, bila melakukan perjalanan ke daerah lain, baik antar kota, provinsi, atau bahkan antar negara.


Oleh oleh rasa banjar Mutiara, atau yang juga dikenal dengan nama Nonna Kriuk, merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi, bila melakukan perjalanan di Kota Banjarbaru, Ibukota Kalimantan Selatan.


Disini menyediakan berbagai oleh oleh khas Banjar, baik itu berupa makanan, souvenir, dan lainnya.


"Barang yang kami jual disini, itu diantaranya dari UMKM setempat, dan juga ada beberapa dari daerah lain," ujar Tatik, pemilik toko, Kamis (14/08/2025) malam.


Lokasi yang strategis, membuat usaha penjualan oleh oleh khas Banjar ini, banyak didatangi pengunjung.



"Kebetulan kami lokasinya disamping Aeris Hotel, sehingga banyak tamu tamu hotel yang datang," lanjutnya.


Perempuan asal Kabupaten Cilacap Jawa Tengah ini menjelaskan, toko oleh oleh khas Banjar ini sudah ada sejak dua tahun lalu.


"Saya di Kalimantan ini sudah sekitar 20 tahun, tapi toko ini baru sekitar 2 tahun," jelasnya.


Menjaga kualitas barang tentu menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan jika berbicara tentang makanan.


"Kebanyakan oleh oleh itu berupa makanan, jadi kami menjaga betul. Kita cek kualitasnya, tanggal kadaluarsanya. Kami pastikan semuanya bagus. Apalagi biasanya pembeli dari daerah yang jauh," tambahnya.(Iw/ksl)

Top

Melihat Kalsel Dari Aeris Hotel Banjarbaru

Iki Radio - Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) adalah salah satu provinsi yang berada di pulau Kalimantan. Provinsi Kalsel,  berdiri pada tanggal 14 Agustus 1950, tepat 5 tahun setelah Indonesia merdeka. Pada tahun 2025 ini, Provinsi Kalimantan Selatan genap berusia 75 Tahun.


Diketahui, di provinsi Kalimantan Selatan ada 11 kabupaten dan 2 kota. Kalsel memiliki berbagai potensi yang menjadi daya tarik wisata.


Banjarbaru, adalah ibu kota provinsi Kalimantan Selatan saat ini. Sebelumnya, Banjarmasin yang menjadi ibu kota provinsi tersebut. Pemindahan ibu kota dari Banjarmasin ke Banjarbaru dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2022.



Berlokasi di Kota Banjarbaru, Aeris Hotel, menjadi pilihan untuk melihat Kalimantan Selatan.


Dengan didukung fasilitas lengkap, serta nyaman, membuat Hotel Aeris, menjadi pilihan untuk berbagai kegiatan.


Diantaranya belum lama ini, Inspektorat Kabupaten Tanah Laut, menggelar acara di hotel ini. Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama sejumlah personil TNI AU, juga memilih fasilitas Aeris Hotel, dalam tugas modifikasi cuaca. Dan berbagai kegiatan lain dari berbagai pihak. Baik pemerintah, swasta maupun masyarakat secara umum.


"Kami memilih Aeris Hotel karena lokasinya mudah dijangkau, dan banyak aksesnya," kata Rio pengunjung asal Madiun, Jawa Timur, Kamis (14/08/2025).


Dikatakan, Aeris Hotel memberikan layanan maksimal bagi pengunjung.


"Mulai dari sarapan dengan berbagai pilihan menu, hingga berbagai layanan yang bisa diakses dari dalam kamar tempat menginap," lanjutnya.


Selain itu, dari Aeris Hotel ini memudahkan akses menuju sejumlah lokasi, baik untuk wisata maupun tempat layanan pemerintahan provinsi Kalimantan Selatan.


"Ibu Kota Kalsel itu disini (Banjarbaru), jadi banyak aktifitas pemerintahan provinsi yang dipusatkan disini. Perkantoran Pemprov Kalsel juga dekat dari tempat ini," kata seorang berseragam ASN, saat berada di loby Aeris.



Keramahan dalam memberikan pelayanan, membuat layanan Aeris Hotel lebih istimewa.


"Kita banyak berinteraksi dengan beberapa karyawan, dari situ kita tahu, ternyata ada yang dari Jawa juga. Dan enak ngobrolnya," kata Bowo, pengunjung.


Fasilitas rooftop yang disediakan Aeris Hotel, menjadi tempat favorit untuk bersantai sambil menikmati suasana malam Kota Banjarbaru.


"Semoga kedepan lebih meningkat lagi, layanannya, fasilitasnya, sehingga Aeris Hotel menjadi pilihan bagi siapapun yang ke Kalsel," tambahnya. (Iw/Ksl)

Top

Bisyarah, Kowad Lulusan Terbaik Akmil, Sempat Diterima di Teknik Pertambangan

Iki Radio - Perwira Remaja Letda Caj. Bisyarah Salsabila Panggabean merupakan peraih penghargaan Taruni Akademi Militer (Akmil) terbaik Anindya Wiratama.

Perempuan kelahiran 21 Mei 2003 itu menjadi satu dari tiga penerima penghargaan siswa terbaik Akmil di tahun 2025.

Penghargaan Anindya Wiratama ini setara dengan Adhi Makayasa. Hanya saja penghargaan ini dikhususkan bagi para perempuan yang memilih menjadi kowad atau prajurit TNI.

Bisyarah Salsabila mengaku bangga mendapatkan penghargaan ini. Ia sendiri merupakan angkatan atau leting ketujuh di Akmil dan taruni seangkatannya hanya 17 orang.

"Sebelumnya memang keluarga saya belum ada yang menjadi tentara seperti saya. Dan ini merupakan kehormatan bagi saya, telah diberi penghargaan langsung oleh Bapak KSAD dan Gubernur Akademi Militer," kata Bisyarah, dikutp dari tayangan Youtube TNI AD pada Senin, (28/7/2025).

Ayah Bisyarah, Bernard Panggabean adalah karyawan swasta dan ibunya yakni Herika Sakti merupakan seorang ibu rumah tangga.

Namun ia mengatakan, kedua orangtuanya sejak dulu membantu anak-anakanya untuk meraih cita-cita masuk TNI.

“Ayah saya mengarahkan anak-anaknya ke TNI. Ayah selalu meyakinkan saya, walaupun saya perempuan pasti bisa,” ujarnya.


Pernah lolos jalur undangan Jurusan Teknik Pertambangan

Bisyarah sejak kecil bercita-cita jadi dokter. namun saat menginjak usia remaja dan dewasa ia tertarik untuk masuk Akpol atau Akmil.

Ia menamatkan pendidikan di SMA 12 Bekasi dengan Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sebelum diterima di Akmil, ia sendiri sudah diterima di Teknik Pertambangan. Bahkan diterima lewat jalur undangan salah satu kampus.

“Dulu saya lolos tes masuk suatu kampus, Jurusan Teknik Pertambangan. Tetapi karena saat itu juga lolos di tahapaan Akmil akhirnya saya memilih melepasnya,”. Kata dia, dilansir dari Youtube TNI

Ia juga sempat mendaftar Akpol pada tahun 2021 namun tidak lolos. Lalu pada tahun 2022 ia kembali mendaftar Akpol dan Akmil sekaligus. Hingga akhirnya ia diterima di Akmil dan menamatkan pendidikannya selama tiga tahun.

Saat mengikuti pendidikan di Akmil, Bisyarah juga mendapatkan pin emas dari penilaian Tripola Dasar. Kalau Nilai prestasi akumulatif di Akmil, nilai miliknya sebesar 842.697.

Sedari awal, Bisyarah memang sudah meniatkan diri untuk masuk Akmil. Dia sudah melakoni latihan fisik dan ragam latihan lainnya sejak di bangku SMA. Semua dilakukan agar Bisyarah dapat lolos seleksi masuk Akmil.

Setelah dinyatakan lolos, semangat Bisyarah tidak berhenti sampai di situ. Dia menargetkan diri untuk mendapatkan prestasi selama masa pendidikan.

"Untuk saya sendiri memang sudah menjadi target," kata dia.

Ia juga mengikuti les akademik agar bisa lolos. Walaupun harus ia akui, banyak rintangan selama studi. Misalnya rasa malas, rasa kangen kepada orangtua.

“Tentu tidak mudah mendapatkan penghargaan ini terutama untuk kami,perempuan. Ini menjadi motvasi buat saya, rajin belajar dan Alhamdulillah menjadi kehormatan mendapat penghargaan ini,” ujarnya.

Saat pengumuman namanya menjadi penerima penghargaan, ia hanya memberitahukan hal ini ke ibunya.

“Tidak bilang ke ayah, supaya jadi suprise,” katanya.(kompas)

Top

Nydia Yuliana, Harumkan Nama Unair dalam Ajang Miss Indonesia 2025

Iki Radio - Cantik saja tidak akan berarti, tetapi jika dipadukan dengan kecerdasan, wawasan luas, kepribadian baik, serta kepedulian terhadap isu sosial dan budaya akan mengantarkan individu meraih prestasi gemilang. Seperti capaian prestasi Nydia Yuliana, mahasiswi program studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), yang terpilih sebagai finalis Miss Indonesia 2025 mewakili Kalimantan Timur. 

Nydia menyebut bahwa terpilih menjadi finalis Miss Indonesia 2025 ini adalah salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya. Ia memaknai prestasi ini bukan sekadar gelar atau sorotan publik semata, tetapi juga amanah besar yang membawa tanggung jawab baru untuknya. 

"Tanggung jawab saya menjadi lebih besar karena sebagai seorang Miss Indonesia saya harus memiliki dan mengaplikasikan MISS atau Manners, Impressive, Smart and Social di kehidupan saya sehari-hari. Selain itu, saya juga memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar, di mana saya harus membuat kecantikan saya bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar selayaknya apa yg diusung oleh Miss Indonesia yakni Beauty with A Purpose," ujarnya.

Miss Indonesia merupakan ajang pemilihan perempuan muda berbakat paling bergengsi di tanah air. Ajang ini mengusung motto "Beauty with a Purpose" atau kecantikan dengan tujuan mulia, yang berarti para finalis tidak hanya dinilai dari penampilan, tetapi juga dari kontribusi sosial dan proyek kemanusiaan yang mereka usung. 

Dalam kesempatan itu, Nydia menyampaikan gagasannya mengenai isu-isu pelecehan seksual yang ramai terjadi beberapa waktu ke belakang. Ia dengan tim kemudian menginisiasi langkah konkret dengan menghadirkan platform notourfault.id. 

"Saya melihat isu tersebut sebagai suatu panggilan untuk melakukan sesuatu. Kasus itu cukup memprihatinkan, sehingga saya memutuskan untuk membuat sebuah website yang berfokus sebagai wadah edukasi dan pemberi bantuan yang dikhususkan bagi para korban pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan bullying," paparnya, dalam rilis Unair, Kamis(17/7/2025).

Seusai kompetisi Miss Indonesia berakhir, Nydia tetap berkomitmen menjalankan nilai-nilai yang telah ia dapatkan. "Saya akan terus melanjutkan dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial lainnya, karena saya percaya bahwa saya diciptakan untuk menjadi berkat bagi sekeliling saya,” tegasnya.

Semangat Nydia dalam berkompetisi ini patut dijadikan inspirasi bagi perempuan muda, khususnya bagi mereka yang belum berani mencoba. "Saya harus menahan diri saya selama tiga tahun lamanya untuk akhirnya saya bisa memiliki keberanian dalam mengambil langkah ini. Saya juga sering menghadapi orang-orang yang sering menyatakan bahwa saya tidak mungkin bisa melakukan ini semua hanya karena status dan gender yang saya miliki," ungkapnya.

Nydia berharap perempuan muda Indonesia terus melajukan tekadnya dalam menggapai mimpi-mimpi yang dimiliki. "Tidak perlu takut untuk mengusahakan mimpi yang ingin kita capai, cause i believe that life is a choice and make sure that u choose the path u deserve," pungkasnya.(mad/hjr)

Top

Gubernur Jawa Timur Terima Kunjungan Puteri Indonesia 2025 Firsta Yufi Amarta Putri

Iki Radio - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan silaturahmi Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Firsta merupakan Puteri Indonesia Jawa Timur 2025 yang baru saja mengharumkan nama bangsa dengan meraih posisi Top 24 Miss Supranational 2025 sekaligus dinobatkan sebagai Miss Supranational Asia dan Oceania 2025 dalam ajang kecantikan internasional tersebut.

Dalam pertemuan itu, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian Firsta yang dinilai menjadi inspirasi bagi banyak perempuan, khususnya di Jawa Timur.

“Selamat kepada Mbak Firsta yang telah menunjukkan kapasitas, kualitas, dan kompetensinya dalam ajang pemilihan Puteri Indonesia maupun Miss Supranational Asia dan Oceania 2025. Antara kerja keras, konsistensi, dan komitmen itu saling melengkapi. Seringkali kita hanya melihat kesuksesan seseorang tanpa tahu proses panjang yang dilalui. Fia sudah membuktikan bahwa semua capaian besar dimulai dari niat kuat dan disiplin tinggi,” tutur Khofifah.

Kunjungan ini juga dihadiri oleh jajaran Ikatan Alumni Puteri Indonesia (IAPI) Jawa Timur dan perwakilan dari Mustika Ratu Entertainment. Ketua Harian IAPI Jawa Timur, Hepy Mandiana Sari, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Khofifah atas sambutan yang diberikan.

“Maturnuwun sanget kepada Ibu Gubernur Jawa Timur yang telah menyambut kami beserta rombongan dengan hangat. Tanpa dukungan Pemprov Jawa Timur, kami tidak dapat melakukan apa-apa,” ujar Hepy.

Sementara itu, Direktur Mustika Ratu Entertainment, Mega Angkasa, menegaskan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dalam mendorong potensi generasi muda, khususnya remaja putri di Jawa Timur.

“Tentu kami senang mengantarkan Puteri Indonesia 2025 bertemu Ibu Gubernur Jawa Timur, ini menunjukkan bahwa remaja puteri Jawa Timur memiliki potensi yang kuat baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Mega.

Firsta sendiri menyampaikan rasa kagumnya terhadap sosok Gubernur Khofifah yang dinilainya menjadi panutan perempuan Jawa Timur.

“Ini sangat luar biasa karena Ibu Khofifah memang seorang perempuan dan juga menjadi contoh seorang leader di Jawa Timur. Dengan apa yang beliau lakukan dan program-program yang luar biasa, beliau sangat mencerminkan bahwa wanita tidak hanya ada di rumah saja. Wanita bisa berdaya, bekerja, dan mengembangkan segala potensi,” ujar Firsta.

Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan penuh semangat inspiratif, mencerminkan sinergi antara pemimpin daerah dan generasi muda yang berprestasi. (byu)

6 Fakta Avan Ferdiansyah, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala

Iki Radio - Nama Avan Ferdiansyah Hilmi (19) belakangan jadi buah bibir. Sosok pemuda asal Kelurahan Mankujayan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, itu viral setelah prestasinya terungkap.

Avan siswa SMA N 1 Ponorogo yang berhasil menjadi mahasiswa ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Kedua orang tua Avan hanya berjualan minuman dingin dan es kocok keliling, namun dari prestasi akademisi Avan memiliki lebih dari 100 piala kejuaraan dari SD hingga SMA dengan mengikuti sejumnlah lomba termasuk lomba olimpiade kebumian di ITB.© KOMPAS.COM/SUKOCO

Sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga menamatkan SMA di SMAN 1 Ponorogo, Avan telah mengoleksi lebih dari 100 piala dan penghargaan.

Avan kemudian semakin menjadi sorotan setelah berhasil diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

1. Sudah ikut lomba sejak TK

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (9/7/2025), Umi Latifah selaku ibunda Avan menceritakan bahwa banyak piala dan trofi dikumpulkan putranya sejak TK.

Di rumahnya yang sederhana, ada lemari kayu menempel di dinding ruang tamu berukuran 3x4 meter. Lemari itu sesak oleh ratusan piala yang disusun rapi di dalam maupun di atasnya.

Di ruangan yang sama, terdapat kasur dan meja kecil tempat Avan belajar. Sementara kursi tamu diletakkan mepet ke dinding depan karena keterbatasan ruang.

"Avan itu ikut lomba sejak sebelum masuk SD di salah satu mal di Madiun. Dan dia langsung jadi juara. Sejak saat itu kadang sebulan 2 kali dia ikut lomba dan pasti membawa pulang piala maupun trofi juara," ujar Umi.

Meski belum masuk sekolah dasar, Avan sudah pandai membaca dan berhitung dari kegemarannya mengamati gambar dan poster tentang abjad dan nomor.

Sejak bisa membaca, Avan hobi sekali membaca buku "Why", buku bergambar yang berisi pengetahuan dasar.

“Satu buku harganya bisa Rp 100.000. Karena suka membaca mau tidak mau kita belikan,” imbuh Umi Latifah.

Meski tergolong buku mahal, namun kedua orangtua Avan tetap mengupayakan agar putranya maju dalam ilmu pengetahuan.

"Avan memiliki kelebihan dalam memamahami ilmu pengetahuan dasar," ucap Umi.

Dari hal itu, Umi memberikan kebebasan kepada Avan untuk mengikuti berbagai perlombaan.


2. Tidak pernah dapat beasiswa dari pemda

Setelah berhasil membawa pulang lebih dari 100 trofi dan piala kejuaran, bahkan kejuaraan OSN tingkat nasional, tak sekalipun Avan mendapat beasiswa dari Pemda.

Eko Yulianto, sang ayah mengaku sering meminta keringanan biaya kepada pihak sekolah agar bisa meringankan biaya sekolah Avan.

Sebab, hasil dari berjualan es keliling yang dilakoninya tidak bisa menutup biaya pendidikan Avan.

“Enggak pernah dapat beasiswa untuk sekolah. Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” katanya.

Walaupun, tak pernah mendapat beasiswa dari pemerintah daerah, Eko bersyukur karena sejumlah yayasan sempat membantunya memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, mulai dari seragam hingga buku pelajaran.

Namun, sejak Avan masuk SMA Negeri 1 Ponorogo, bantuan itu terhenti.

“Waktu SD dibantu PLN, SMP dibantu Baznas. Tapi masuk SMA, sama sekali tidak ada,” ujar Eko.

Ironisnya, meski tergolong keluarga prasejahtera, nama Eko Yudianto tak pernah tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Sampai saat ini pun keluarganya tak terdaftar sebagai peserta BPJS karena alasan perekonomian.

“Yang kita khawatirkan adalah kesehatan Avan kalau nanti kuliah keluar kota, karena dia tidak memiliki BPJS,” ujar Eko.


3. Jago matematika dan biologi

Berbekal hobi membaca buku ensiklopedi "Why" yang dilakoninya sejak SD, Avan jadi tertarik pada pelajaran Matematika.

Setiap ada lomba matematika, ia hampir selalu keluar sebagai juara utama. 

Tetapi, saat beranjak ke jenjang SMP, minatnya beralih ke pelajaran biologi karena ingin menjadi dokter.

“Biologi identik dengan jurusan kedokteran, jadi saya semangat mempelajarinya,” kata Avan.

Berkat deretan prestasi akademik dan piala kejuaraan, ia berhasil masuk ke SMP dan SMA Negeri 1 Ponorogo melalui jalur prestasi.


4. Sempat bercita-cita menjadi dokter

Saat mulai bersekolah di SMA, Avan mau tidak mau harus menghadapi kenyataan tentang kondisi ekonomi keluarganya. 

Orang tuanya hanya berjualan es kocok dan minuman ringan di alun-alun Ponorogo.

Ia pun sadar, kuliah kedokteran bukan pilihan realistis karena biaya yang tinggi.

Avan akhirnya memilih fokus pada ilmu bumi, bidang yang menurutnya mencakup pelajaran favoritnya seperti matematika, kimia, dan biologi.

Keputusannya makin bulat setelah meneliti bahwa ada alumni SMA-nya yang berhasil kuliah di ITB lewat jalur O2SN bidang ilmu bumi.

Sejak saat itu, Avan bertekad mengikuti jejak serupa demi meraih beasiswa ke kampus impiannya.

Sayangnya, keinginan untuk membawa pulang trofi juara dari Kampus ITB saat itu gagal.

Avan juga sempat patah semangat untuk meneruskan mimpinya berkuliah di ITB. 

Namun, pembinanya saat itu mendorong Avan untuk terus maju dan tak perlu memikirkan biaya. 


5. Masuk ITB jalur prestasi SNBP

Masih mantap dengan pilihannya, Avan pun mendaftarkan diri di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITK) ITB dalam jalur seleksi SNBP.

Untuk membuktikan keseriusannya, Avan belajar dengan sungguh-sungguh hingga tiba pengumuman kelulusan dirinya diterima di universitas impiannya itu.

Mengenai biaya kuliah, ia mengajukan keringanan ke ITB.

Berbekal surat keterangan tidak mampu karena tak terdaftar sebagai keluarga miskin di DTKS, Avan mendapat beasiswa.  

Usahanya kali ini disetujui oleh Paragon selaku penyedia beasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.

“Satu bulan setelah isi permohonan saya diterima. Satu bulan sejak mengisi saya disuruh ke Yogyakarta untuk menerima penyerahan secara simbolis," ucap Avan.

"Saya dapat nol rupiah sementara UKT pertama, tapi dapat nama. Tapi keputusan UKT realnya masih menunggu,” lanjut dia.


6. Pihak ITB heran, rumah Avan dikira toko piala

Tim dari ITB pun melakukan validasi pengajuan beasiswa siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu yang diajukan oleh Avan dengan mendatangi langsung rumahnya.

Saat mendatangi kediamannya, Avan mengaku dosen dari ITB sempat memvideokan keheranannya akan banyaknya piala kejuaraan yang dimiliki Avan. 

“Awalnya tidak tahu karena yang dibutuhkan itu melihat kondisi rumah dan pekerjaan orang tua, tapi mereka melihat piala ini kemudian viral di media sosial itu,” kata Avan.

“Itu serius piala? Kirain toko piala,” ujar suara salah satu dosen ITB yang menyambangi rumah Avan.

Avan mengaku saat ini bisa tersenyum lebar, setidaknya cita-citanya untuk kuliah di ITB bisa terwujud.(kompas)

Bocah Penari Pacu Jalur Rayyan Diangkat sebagai Duta Pariwisata Riau

Iki Radio - Rayyan Arkan Dikha mendadak viral setelah videonya menari di atas perahu Pacu Jalur di media sosoail dan banyak ditiru orang di dunia.

Gubernur Riau, Abdul Wahid akhirnya mengundang Rayyan Arkan Dikha ke Kantor Gubernur Riau dan dalam kesempatan itu dia secara resmi ditetapkan sebagai Duta Pariwisata Riau.

Aksi Rayyan menari pacu jalur ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mempopulerkan budaya lokal hingga mancanegara.

Saat menyambut Dikha, Gubernur Wahid turut mengajaknya menari bersama di halaman kantor gubernur sebagai bentuk apresiasi.

“Kita bangga, selama ini Pacu Jalur belum dikenal luas. Tapi di era digital, budaya kita bisa mendunia lewat duta-duta seperti Dikha,” ujar Wahid mengutip bantentv.com, Selasa (8/7/2025).

Ia juga memberikan penghargaan kepada seluruh penari jalur muda yang turut mempopulerkan budaya lokal, khususnya melalui tren aura farming yang tengah viral di media sosial.

“Hari ini kita tetapkan tarian pemandu jalur ini sebagai ikon budaya, dan Dikha sebagai Duta Pariwisata. Sekecil apapun kontribusinya, kita apresiasi,” jelasnya.

Rayyan Arkan Dikha akrab disapa Dikha memulai kiprahnya sebagai Anak Coki, sebutan untuk penari yang berdiri di ujung perahu saat Pacu Jalur berlangsung, sejak usia 9 tahun.

“Menari di atas perahu itu susah, harus bisa menjaga keseimbangan saat perahu digoyang dayung puluhan orang. Saya belajar sendiri secara otodidak,” ungkapnya.

Tampil sederhana namun penuh mimpi besar, Dikha menyampaikan keinginannya untuk tetap melestarikan budaya Pacu Jalur.

“Saya ingin tetap menjadi Anak Coki. Tapi suatu saat nanti, cita-cita saya ingin jadi tentara atau bahkan Gubernur,” ucapnya polos, yang mengundang senyum para hadirin.

Sebagai bentuk apresiasi, Pemerintah Provinsi Riau juga memberikan bantuan pendidikan sebesar Rp20 juta kepada Dikha. 

Top

Hidupkan Karya Seni Otentik, Pameran Lukisan Hitam Putih Sukses Digelar di Kota Batu

Iki Radio - Sebuah pameran lukisan dua dimensi bertajuk 'The Monumental Black and White' season dua, telah sukses digelar di Galeri Nasional Raos, Kota Batu Jawa Timur. Pameran yang diadakan komunitas pelukis Ilustrasi Idiom tersebut menyajikan berbagai karya lukisan dari seniman asal Jawa Timur berdimensi hitam putih, mencerminkan kreatifitas karya seni yang masih hidup di tengah gempuran perkembangan teknologi.

Tujuan pergerakan pameran lukisan dengan dimensi hitam dan putih ini dikatakan Roman, utamanya adalah sebagai ajang silahturahmi sesama pelaku seni, seniman se-Jawa Timur, terlebih Komunitas Ilustrasi Idiom adalah komunitas bagi para pelaku seni Jawa Timur. 

"Dan pergerakan penyelarasan nilai kenikmatan dalam menikmati sebuah karya antara karya-karya hitam putih setara dgn karya-karya yang penuh warna dalam peminat penikmat seni di nusantara," ujar Ketua Komunitas Ilustrasi Idiom Roman Chuza, Selasa (08/07/2025). 

Adapun berbagai karya yang dipajang dalam pameran ini, Ia menyebutkan terdapat berbagai macam karya dengan aliran yang ispirasnya tertuang pada setiap media lukis dari 25 pelukis dengan 25 Karya. 

"Salah satu karya, ada dari pelukis asal Surabaya Mas Haidar Azmi R.," sebutnya.

"Selain itu ada pelukis berbagai daerah di Jawa Timur lainnya, seperti, Ridwan SS, Setyoko, Tomo, Gustaf, Ratih Nawang Wulan, Rahmat Widadi, Agus Salim, Esupriyono76, Citra RSD, Ali Taufan, YangBoo, Hyank Welldo, Anthoock Batu Beling, Atya Ifadah, Nining Zaro, Buggy Bhdiyanto, Dona R., Velita AT, Serta Supporting Art's dari pelukis Nasional asal Surabaya, alm. Liem Keng," sambung Roman.

Mengenai Komunitas Ilustrasi Idiom yang mengadakan pameran ini, diketahui bahwa komunitas ini dipelopori oleh Roman Chuza sendiri yang merupakan seorang Pelukis asal Surabaya sedangkan yang menjabat sebagai wakil ketua ialah Ridwan SS. Dan pelukis senior Setyoko sebagai penasehat sekaligus inspirator. 

"Perjalanan pergerakan pameran bersama Black White seasion dua yang bertajuk dua dimensions kali ini digelar di Galeri Nasional Raos Kota Batu Jawa Timur. Pameran dibuka oleh seniman kondang asal Kota Batu, Bapak Selamet HenKus," ungkap Roman.

Harapan ke depan, melalui pameran ini, Roman menuturkan, semoga pergerakan pameran hitam putih bisa menjadi jembatan berkesenian untuk semua pelaku seni dalam hal penilaian intelektual, dalam berkesenian yang lebih dalam terkait pengertian dari arti seni lukis bernuansa hitam putih itu sendiri. 

"Tarmakasih kepada semua yang support dalam hal apapun untuk proses jalannya pameran ini, terutama supporting dari Cat Acrylic TESLA dan Freme Art Batu Beling, serta terima kasih untuk semua awak media yang mendukung dalam hal publikasi agenda acara kami," tutur Roman.

Sementara itu, salah satu peserta pameran yakni seorang pelukis bernama Haidar Azmi R, menyampaikan, bahwa pameran Raos 2D Black and White kali ini baginya adalah sebuah pengalaman baru yang memberi tantangan untuk membuat sebuah karya original. 

"Dalam pembuatan karya lukisan yang saya pajang di pameran ini, saya memilih menggunakan charcoal on Canvas, yang ukurannya sesuai aturan dari pihak panitia yakni 120x140cm, karya lukisan saya berjudul 'Greed Ocean' yang artinya lautan ketamakan," kata Haidar.

Adanya pameran lukisan bertajuk Raos Hitam Putih di Kota Batu ini menandakan bahwa karya-karya seni lukisan dari para pelaku seni di Jawa Timur masih hidup untuk terus berkembang di tengah gempuran zaman teknologi. Dengan pameran ini pula, kreatifitas para seniman bisa memiliki wadah untuk berkembang berdampingan dengan teknologi.(vin/hjr)