Iki Terbaru/Paling Greeess

Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Sambut HUT Ke 80 RI, Siswa TK Gelar Camping Day

Iki Radio - Sedikitnya 24 siswa siswi dari TK PKK Al Aman Banjarmasin Kalimantan Selatan, menggelar sejumlah kegiatan di Kebun Raya Banua, Selasa (12/08/2025).

Kepala TK PKK Al Aman, Yenni mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian anak.

"Jadi ini kegiatannya Campingday, untuk mengembangkan karakter dan melatih kemandirian anak," kata Yenni.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam campingday diantaranya berbagai lomba bertemakan kemerdekaan.

"Kebetulan ini bulan Agustus, Bulan Kemerdekaan, jadi tema kegiatan outdoor kali ini adalah dalam rangka HUT ke 80 RI. Ada mewarnai, dan lomba lomba lainnya," lanjutnya.

Diharapkan, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kemandirian siswa, dan menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini.(Iw/Kalsel)

Bentengi Anak di Era Digital, Dari Teladan Orang Tua hingga Aksi Komunitas

Iki Radio - Dalam era digital yang makin terhubung, anak-anak Indonesia tumbuh dalam ruang virtual yang luas dan penuh tantangan. Gawai dan internet bukan lagi barang mewah, melainkan bagian dari keseharian. Namun, di balik manfaatnya yang besar, internet menyimpan risiko serius, mulai dari paparan konten tak layak, penipuan daring, hingga kejahatan siber seperti perundungan digital (cyberbullying).

Maka, perlindungan terhadap anak di ruang digital ternyata tidak hanya bergantung pada orang tua atau guru. Lingkungan sosial terdekat, tetangga, teman sebaya, bahkan komunitas kecil tempat anak bermain memegang peran krusial sebagai benteng sosial pertama.

"Bukan hanya orang tua atau guru, tetangga dan teman sebaya juga punya peran besar dalam menanamkan kebiasaan berinternet secara sehat dan bertanggung jawab,” tulis akun resmi Kemkomdigi dan Bakohumas, dalam kampanye “Ruang Digital Ramah Anak” yang dikutip di Jakarta, Minggu (3/8/2025). 

Filter Sosial Dimulai dari Sekitar Rumah

Ketika anak bermain atau berinteraksi di luar rumah, mereka menyerap nilai, norma, dan kebiasaan digital dari lingkungan. Budaya saling mengingatkan, menjadi contoh yang baik, serta menciptakan atmosfer yang aman dan terbuka adalah bekal penting untuk membentengi anak dari dampak negatif internet.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama BAKOHUMAS merilis tiga aksi nyata yang dapat dilakukan lingkungan sekitar, yakni:

Mendorong penggunaan internet yang produktif

Anak perlu dibiasakan menggunakan gawai untuk hal-hal positif seperti belajar, berkreasi, dan mencari inspirasi. Lingkungan bisa menjadi pengingat dan penyemangat.

Mencegah pergaulan digital yang berbahaya

Termasuk menjauhkan anak dari budaya perundungan di media sosial atau aplikasi chatting. Edukasi tentang empati dan menghargai sesama menjadi kunci.


Membangun kesadaran akan bahaya kejahatan digital

Warga sekitar dapat membantu mengenali potensi ancaman seperti penipuan daring, ajakan dari pihak asing, atau konten berbahaya, lalu bersama-sama menyiapkan respon cepat dan tepat.

Kampanye itu juga merinci empat pilar penting dalam membentuk ruang digital yang aman dan ramah anak, yaitu:

1. Orang Tua sebagai Garda Terdepan

Orang tua dapat memberikan pemahaman etika dan risiko internet, menjadi teladan dalam penggunaan teknologi, mengawasi aktivitas daring anak secara bijak serta membangun komunikasi dua arah agar anak merasa aman bercerita.


2. Guru di Sekolah

Guru di sekolah dapat mengintegrasikan literasi digital dan keamanan siber ke dalam kurikulum, menciptakan ruang diskusi tentang etika digital, serta mendeteksi tanda-tanda anak yang menjadi korban kejahatan daring.


3. Lingkungan Sosial Sekitar

Lingkungan sosial sekitar dapat berperan menumbuhkan budaya saling peduli atas perilaku digital anak-anak, menjadi pengawas informal terhadap aktivitas anak di ruang digital serta menjadi rujukan awal ketika terjadi masalah digital di antara anak-anak.


4. Masyarakat Umum dan Pemerintah

Sedangkan masyarakat umum dan pemerintah bisa menyediakan kanal pengaduan yang aman dan responsif, mendorong regulasi perlindungan anak secara sistemik serta menggandeng sektor teknologi dan pendidikan untuk sinergi perlindungan siber.


Internet Aman untuk Anak, Dimulai dari Kita

Maraknya kasus kejahatan siber pada anak juga menjadi alarm bersama bahwa literasi digital belum merata. Saatnya seluruh lapisan masyarakat turun tangan, menciptakan ruang digital yang bukan hanya cerdas, tapi juga beretika dan aman.

"Mari lindungi anak-anak dari ancaman digital. Dimulai dari rumah, diperkuat di sekolah, dijaga bersama di lingkungan, dan didukung oleh kebijakan masyarakat luas," pesan Kemkomdigi. 

Melindungi anak di dunia nyata adalah keharusan. Tapi melindungi mereka di dunia maya yang tak kasat mata adalah panggilan zaman yang tak boleh diabaikan.

Lindungi Anak di Ruang Digital, Enam Menteri Teken MoU Komitmen Bersama

Iki Radio - Untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak Indonesia, enam menteri dari Kabinet Merah Putih menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) komitmen bersama, yakni Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi.

Menkomdigi, Meutya Hafid, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk melindungi anak di ruang digital sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

"Hari ini menjadi langkah nyata kolaborasi lintas sektor sesuai pesan Presiden agar kita selalu kompak dalam melindungi anak Indonesia di ruang digital," jelas Menkomdigi dalam acara Festival Lindungi Anak di Era Digital: Digital Aman, Anak Hebat di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Kamis (31/7/2025).

Penandatanganan Nota Kesepahaman itu menjadi langkah awal pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak (PP TUNAS), sebagai wujud sinergi lintas kementerian dalam menjaga anak dari risiko paparan negatif di ruang digital.

Meutya menjelaskan, salah satu hal yang diatur oleh PP TUNAS adalah penundaan aktivitas anak di ruang digital hingga mencapai usia tertentu.

"Sebagai contoh mengemudi kendaraan, itu ada usia minimalnya. Kita juga percaya bahwa untuk masuk ke ranah digital yang mungkin memiliki tingkat bahaya yang sama atau bahkan lebih daripada mengemudi, harus ada usia minimum anak-anak untuk masuk ke ranah sosial media dan juga ranah PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) pada umumnya," tegas Meutya.

Ia juga menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyediakan ruang aktivitas bagi anak-anak berkegiatan secara fisik agar tidak terus terpapar oleh gawai.

"Ini lintas kita semua, baik KemenPPPA, Kemendikdasmen, Kemenag, Kemendagri, dan Kemendukbangga, berperan menyediakan ruang-ruang yang baik bagi anak untuk beraktivitas," ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 menyebut bahwa 39,71 persen anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler, sementara 35,57 persen lainnya sudah mengakses internet.

Tanpa regulasi yang kuat, anak-anak berpotensi terpapar konten negatif di ruang digital yang tidak sesuai dengan usianya.

Oleh karena itu, PP TUNAS juga mengatur kewajiban PSE untuk memverifikasi usia pengguna dan menerapkan pengamanan teknis yang dapat memitigasi risiko paparan konten negatif.

Bagi pelanggar, PP TUNAS menetapkan sanksi administratif hingga pemutusan akses terhadap platform yang tidak patuh.

Nota kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari pengesahan PP TUNAS oleh Presiden Prabowo Subianto pada 28 Maret 2025.

Hari Pertama Sekolah di Jakarta, Farel Prayoga Senang Dapat Teman Baru

Iki Radio - Farel Prayoga menjalani lembaran baru dalam hidupnya. Penyanyi cilik asal Banyuwangi ini resmi pindah ke Jakarta dan mulai bersekolah di Ibu Kota. Di hari pertamanya, Farel tampak antusias dan mengaku senang karena sudah mendapatkan teman-teman baru.

Farel yang kini berusia 14 tahun, menikmati suasana barunya di Jakarta. Meski kehidupan keluarganya sempat diguncang masalah, termasuk kasus judi online yang menjerat sang ayah, Farel tetap berusaha melangkah maju.

"Sudah pindah sekolah di Jakarta, dapat suasana baru, teman baru, bisa main bareng juga. Ya gitu aja sih," ujar Farel saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.

Bagi Farel, pindah ke Jakarta menjadi awal yang menyegarkan. Ia merasa semangat dan terbuka dengan berbagai pengalaman baru.

"Bisa dibilang ini lembaran baru buat aku. Sekolah di Jakarta tuh dapet banget vibes-nya, antusiasnya terasa, dan pengalaman barunya juga dapet," lanjutnya.

Soal pergaulan, Farel mengaku tidak kesulitan untuk berteman. Popularitasnya sebagai penyanyi membantu dirinya cepat dikenal oleh teman-teman sekelas.

"Nggak banyak sih, tapi ada beberapa yang udah akrab. Mereka juga lumayan tahu aku," katanya.

Dalam menghadapi berbagai tantangan, Farel menyebut ada dua sosok yang paling ia percaya saat ini: dirinya sendiri dan sang manajer, Muhammad Rais.

"Yang paling aku percaya, ya diri sendiri sama manajer aku," ucap Farel.

"Karena memang mereka (tim manajemen) yang selalu dukung aku, kasih semangat, ngerti cara terbaik buat aku. Sering bilang, ‘Rel, ini yang benar buat kamu. Ayo kamu bisa’. Mereka selalu support," tutupnya.(okezone.com)

Top

Bisyarah, Kowad Lulusan Terbaik Akmil, Sempat Diterima di Teknik Pertambangan

Iki Radio - Perwira Remaja Letda Caj. Bisyarah Salsabila Panggabean merupakan peraih penghargaan Taruni Akademi Militer (Akmil) terbaik Anindya Wiratama.

Perempuan kelahiran 21 Mei 2003 itu menjadi satu dari tiga penerima penghargaan siswa terbaik Akmil di tahun 2025.

Penghargaan Anindya Wiratama ini setara dengan Adhi Makayasa. Hanya saja penghargaan ini dikhususkan bagi para perempuan yang memilih menjadi kowad atau prajurit TNI.

Bisyarah Salsabila mengaku bangga mendapatkan penghargaan ini. Ia sendiri merupakan angkatan atau leting ketujuh di Akmil dan taruni seangkatannya hanya 17 orang.

"Sebelumnya memang keluarga saya belum ada yang menjadi tentara seperti saya. Dan ini merupakan kehormatan bagi saya, telah diberi penghargaan langsung oleh Bapak KSAD dan Gubernur Akademi Militer," kata Bisyarah, dikutp dari tayangan Youtube TNI AD pada Senin, (28/7/2025).

Ayah Bisyarah, Bernard Panggabean adalah karyawan swasta dan ibunya yakni Herika Sakti merupakan seorang ibu rumah tangga.

Namun ia mengatakan, kedua orangtuanya sejak dulu membantu anak-anakanya untuk meraih cita-cita masuk TNI.

“Ayah saya mengarahkan anak-anaknya ke TNI. Ayah selalu meyakinkan saya, walaupun saya perempuan pasti bisa,” ujarnya.


Pernah lolos jalur undangan Jurusan Teknik Pertambangan

Bisyarah sejak kecil bercita-cita jadi dokter. namun saat menginjak usia remaja dan dewasa ia tertarik untuk masuk Akpol atau Akmil.

Ia menamatkan pendidikan di SMA 12 Bekasi dengan Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sebelum diterima di Akmil, ia sendiri sudah diterima di Teknik Pertambangan. Bahkan diterima lewat jalur undangan salah satu kampus.

“Dulu saya lolos tes masuk suatu kampus, Jurusan Teknik Pertambangan. Tetapi karena saat itu juga lolos di tahapaan Akmil akhirnya saya memilih melepasnya,”. Kata dia, dilansir dari Youtube TNI

Ia juga sempat mendaftar Akpol pada tahun 2021 namun tidak lolos. Lalu pada tahun 2022 ia kembali mendaftar Akpol dan Akmil sekaligus. Hingga akhirnya ia diterima di Akmil dan menamatkan pendidikannya selama tiga tahun.

Saat mengikuti pendidikan di Akmil, Bisyarah juga mendapatkan pin emas dari penilaian Tripola Dasar. Kalau Nilai prestasi akumulatif di Akmil, nilai miliknya sebesar 842.697.

Sedari awal, Bisyarah memang sudah meniatkan diri untuk masuk Akmil. Dia sudah melakoni latihan fisik dan ragam latihan lainnya sejak di bangku SMA. Semua dilakukan agar Bisyarah dapat lolos seleksi masuk Akmil.

Setelah dinyatakan lolos, semangat Bisyarah tidak berhenti sampai di situ. Dia menargetkan diri untuk mendapatkan prestasi selama masa pendidikan.

"Untuk saya sendiri memang sudah menjadi target," kata dia.

Ia juga mengikuti les akademik agar bisa lolos. Walaupun harus ia akui, banyak rintangan selama studi. Misalnya rasa malas, rasa kangen kepada orangtua.

“Tentu tidak mudah mendapatkan penghargaan ini terutama untuk kami,perempuan. Ini menjadi motvasi buat saya, rajin belajar dan Alhamdulillah menjadi kehormatan mendapat penghargaan ini,” ujarnya.

Saat pengumuman namanya menjadi penerima penghargaan, ia hanya memberitahukan hal ini ke ibunya.

“Tidak bilang ke ayah, supaya jadi suprise,” katanya.(kompas)

Top

Nydia Yuliana, Harumkan Nama Unair dalam Ajang Miss Indonesia 2025

Iki Radio - Cantik saja tidak akan berarti, tetapi jika dipadukan dengan kecerdasan, wawasan luas, kepribadian baik, serta kepedulian terhadap isu sosial dan budaya akan mengantarkan individu meraih prestasi gemilang. Seperti capaian prestasi Nydia Yuliana, mahasiswi program studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), yang terpilih sebagai finalis Miss Indonesia 2025 mewakili Kalimantan Timur. 

Nydia menyebut bahwa terpilih menjadi finalis Miss Indonesia 2025 ini adalah salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya. Ia memaknai prestasi ini bukan sekadar gelar atau sorotan publik semata, tetapi juga amanah besar yang membawa tanggung jawab baru untuknya. 

"Tanggung jawab saya menjadi lebih besar karena sebagai seorang Miss Indonesia saya harus memiliki dan mengaplikasikan MISS atau Manners, Impressive, Smart and Social di kehidupan saya sehari-hari. Selain itu, saya juga memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar, di mana saya harus membuat kecantikan saya bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar selayaknya apa yg diusung oleh Miss Indonesia yakni Beauty with A Purpose," ujarnya.

Miss Indonesia merupakan ajang pemilihan perempuan muda berbakat paling bergengsi di tanah air. Ajang ini mengusung motto "Beauty with a Purpose" atau kecantikan dengan tujuan mulia, yang berarti para finalis tidak hanya dinilai dari penampilan, tetapi juga dari kontribusi sosial dan proyek kemanusiaan yang mereka usung. 

Dalam kesempatan itu, Nydia menyampaikan gagasannya mengenai isu-isu pelecehan seksual yang ramai terjadi beberapa waktu ke belakang. Ia dengan tim kemudian menginisiasi langkah konkret dengan menghadirkan platform notourfault.id. 

"Saya melihat isu tersebut sebagai suatu panggilan untuk melakukan sesuatu. Kasus itu cukup memprihatinkan, sehingga saya memutuskan untuk membuat sebuah website yang berfokus sebagai wadah edukasi dan pemberi bantuan yang dikhususkan bagi para korban pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan bullying," paparnya, dalam rilis Unair, Kamis(17/7/2025).

Seusai kompetisi Miss Indonesia berakhir, Nydia tetap berkomitmen menjalankan nilai-nilai yang telah ia dapatkan. "Saya akan terus melanjutkan dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial lainnya, karena saya percaya bahwa saya diciptakan untuk menjadi berkat bagi sekeliling saya,” tegasnya.

Semangat Nydia dalam berkompetisi ini patut dijadikan inspirasi bagi perempuan muda, khususnya bagi mereka yang belum berani mencoba. "Saya harus menahan diri saya selama tiga tahun lamanya untuk akhirnya saya bisa memiliki keberanian dalam mengambil langkah ini. Saya juga sering menghadapi orang-orang yang sering menyatakan bahwa saya tidak mungkin bisa melakukan ini semua hanya karena status dan gender yang saya miliki," ungkapnya.

Nydia berharap perempuan muda Indonesia terus melajukan tekadnya dalam menggapai mimpi-mimpi yang dimiliki. "Tidak perlu takut untuk mengusahakan mimpi yang ingin kita capai, cause i believe that life is a choice and make sure that u choose the path u deserve," pungkasnya.(mad/hjr)

Mensos : Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat 15 Hari

Iki Radio - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, masa pengenalan atau orientasi siswa Sekolah Rakyat membutuhkan waktu sekitar 15 hari, lebih lama dari sekolah-sekolah umum  karena seluruh tenaga kependidikan dan siswa benar-benar baru.

Hal tersebut disampaikan Gus Ipul, melalui keterangan resmi,  saat peresmian Sekolah Rakyat Menengah Pertama di Kawasan Sentra Terpadu Inten Soewono, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025).

"Kalau di sekolah umum yang melakukan pengenalan itu kan hanya murid baru, kalau ini semua baru. Kepala sekolahnya baru, gurunya baru, kemudian juga siswanya baru, tenaga kependidikan yang lain juga baru. Oleh karena itu, waktu kita lebih lama. Mungkin kalau yang umum itu hanya lima hari, kita bisa 15 hari atau dua minggu," kata Gus Ipul.

Gus Ipul mengatakan, setelah orientasi, siswa baru akan memasuki masa matrikulasi karena tidak ada tes akademik. Pada tahap itu, para siswa akan mendapatkan sosialisasi tentang proses pembelajaran.

"Karena tidak ada tes akademik, anak-anak nanti akan melakukan sosialisasi dan adaptasi proses pembelajaran. Setelah nanti pemahamannya semua sama, maka proses belajar-mengajarnya dimulai. Kurikulumnya sama seperti kurikulum formal, ada pendidikan karakter, ada juga keterampilan, dan lain-lainnya sama," ujarnya.

Mensos  menegaskan, untuk memastikan tidak ada perundungan atau bullying, Kemensos telah bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Tidak ada bullying. Harus dihindari, harus dimitigasi, jangan sampai ada bullying, tidak ada kekerasan seksual, tidak ada intoleransi. Nah dalam keperluannya, kita kerja sama dengan Kementerian PPPA juga dengan KPAI, kemudian juga dengan beberapa lagi lembaga untuk memitigasi agar itu tidak terjadi dengan mekanisme, prosedur, dan mungkin nanti juga dengan teknologi," tuturnya.

Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan untuk menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum.

Sistem pembelajaran yang digunakan di Sekolah Rakyat mengadopsi fitur Learning Management System dan mengintegrasikannya dengan modul pembelajaran digital sehingga bisa menjangkau anak-anak di wilayah terpencil, dan area-area lain yang selama ini luput dari akses pendidikan berkualitas.(infopublik.id)