Peran Digital Public Relations dalam Menggerakkan Marketing Produk UMKM

Iki radio - Di era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi. Dahulu, interaksi seringkali dilakukan secara langsung, namun kini komunikasi termediasi komputer (Computer Mediated Communication/CMC) melalui internet telah mengambil alih.

CMC memungkinkan pertukaran pesan dan informasi secara daring dengan cepat, fleksibel, dan real-time, meskipun tanpa melibatkan isyarat non-verbal seperti nada suara atau ekspresi wajah. Perkembangan ini tidak hanya memudahkan komunikasi personal, tetapi juga membawa revolusi dalam dunia bisnis, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Sebelum era digital, pemasaran produk UMKM terbatas pada media konvensional seperti cetak, radio, dan televisi yang membutuhkan biaya besar. Kini, dengan hadirnya berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube, UMKM dapat memasarkan produk mereka dengan biaya yang lebih efisien dan jangkauan yang lebih luas.

Data APJII tahun 2016 menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial untuk gaya hidup mencapai 87,13%, dengan Instagram menjadi salah satu platform dengan pertumbuhan pengguna tercepat di Indonesia. Fenomena ini membuka peluang besar bagi UMKM untuk berinovasi dan tetap eksis.

Berdasarkan rilis yang diterima Tim JNR Kominfo Jatim pada Senin (16/6/2025), Ragil Noviyanti, Akademisi dan Praktisi Public Relation dari UNUSIDA (Universitas NU Sidoarjo) mengatakan perubahan besar yang terjadi adalah pergeseran dari Public Relations (PR) konvensional ke Digital Public Relations (Digital PR). Jika PR tradisional berfokus pada siaran pers, buletin, dan konferensi pers, Digital PR memanfaatkan kanal-kanal digital seperti situs web, email, media sosial, e-newsletter, dan mesin pencari. Transformasi ini mengubah cara PR menyajikan dan mengkomunikasikan informasi, menjadikannya lebih beragam dan interaktif. Digital PR memungkinkan proses komunikasi yang lebih cair, instan, dan melibatkan berbagai media sosial, yang pada gilirannya mendorong interaksi konsumen secara real-time.

Konsep strategi komunikasi yang digerakkan oleh persepsi publik menjadi kunci utama dalam Digital PR. Pendekatan ini menempatkan pemahaman dan pengelolaan pandangan masyarakat sebagai inti dari setiap upaya komunikasi. Artinya, UMKM tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga secara aktif mendengarkan, menganalisis, dan merespons bagaimana pesan tersebut diterima dan diinterpretasikan oleh publik.

Manfaat dan Tujuan Digital PR bagi UMKM

Penerapan Digital PR sangat penting bagi UMKM, terutama dalam situasi krisis, untuk menarik minat beli dan membangun kepercayaan konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen, UMKM dapat menyajikan experience produk yang relevan dan memenuhi keinginan pasar.

Tujuan spesifik dari strategi komunikasi yang digerakkan oleh persepsi publik ini meliputi:

  • Membangun dan Menjaga Citra Positif: Menyesuaikan pesan dan tindakan untuk membangun citra yang baik, tepercaya, dan relevan di mata masyarakat.
  • Mendapatkan Kepercayaan dan Dukungan: Meningkatkan legitimasi dan penerimaan terhadap produk atau program yang ditawarkan.
  • Mencegah dan Mengelola Krisis: Memantau persepsi publik untuk mendeteksi masalah lebih awal dan mengambil tindakan proaktif.
  • Meningkatkan Pemahaman (To Secure Understanding): Memastikan pesan dipahami sesuai maksud komunikator, menghindari misinterpretasi.
  • Membina Penerimaan (To Establish Acceptance): Mendorong publik untuk menerima pesan atau ide produk.
  • Mendorong Tindakan (To Motivate Action): Memotivasi publik untuk membeli produk, mendukung kampanye, atau mengubah kebiasaan.
  • Memperkuat Hubungan dengan Pemangku Kepentingan: Membantu dalam negosiasi dan kolaborasi dengan pihak lain.
  • Adaptasi Komunikasi: Menciptakan strategi komunikasi yang spesifik dan adaptif terhadap karakteristik serta kebudayaan masyarakat yang berbeda-beda.

Singkatnya, strategi ini adalah tentang menjadi responsif, proaktif, dan relevan dalam berinteraksi dengan masyarakat, bukan hanya sekadar "menyampaikan pesan". Ini memungkinkan UMKM untuk secara efektif mengenalkan sekaligus membangun citra usaha mereka dengan biaya yang relatif murah dan jangkauan yang luas.

Salah satu strategi yang lazim digunakan UMKM dalam implementasi Digital PR adalah ingratiation (menyenangkan orang lain) dan self-promotion (promosi diri). Melalui media daring, UMKM dapat membangun citra melalui komunikasi interaksi dengan konsumen di e-commerce dan media sosial untuk berinteraksi aktif dengan audiensnya, mendengarkan umpan balik, dan membangun hubungan yang positif secara daring.

Strategi ini krusial bagi UMKM karena keterbatasan modal dibandingkan perusahaan besar. Dengan memanfaatkan tools Digital PR seperti situs, email, media sosial, situs pencari, dan etalase di e-commerce, UMKM dapat menyampaikan informasi dengan cepat, luas, dan efisien. Kolaborasi antar pelaku UMKM juga menjadi kunci untuk memaksimalkan peran digital marketing dan menjaga keberlangsungan usaha.

Pemerintah daerah harus berperan aktif dalam mendukung UMKM dengan menyediakan pelatihan dan fasilitas yang memungkinkan mereka mengoptimalkan digital PR. Dengan demikian, produk-produk UMKM dapat bersaing lebih jauh di pasar global dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah. (byu/hjr)