Iki Radio - Gang Potlot di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, bukan sekadar gang kecil biasa. Tempat ini menjadi saksi lahirnya salah satu band paling legendaris di Indonesia, Slank, dan menjadi pusat tumbuhnya berbagai musisi besar Tanah Air. Dari gang sederhana yang belum bernama, Potlot berkembang menjadi simpul kreativitas musik yang berpengaruh hingga kini.
Sejarah Gang Potlot dimulai dari kepindahan keluarga
Sidharta M Soemarno dan Bunda Iffet dari Surabaya ke Jakarta. Langkah sederhana
mereka membawa dampak besar, karena dari tempat ini, lahir semangat dan
karya-karya besar yang mengubah wajah musik Indonesia. Gang Potlot tidak hanya
menjadi rumah bagi Slank,
tapi juga komunitas yang memunculkan banyak musisi hebat.
Banyak nama besar seperti Imanez, Bongky, Pay muncul dari
lingkungan ini. Bahkan Anang Hermansyah, yang kini dikenal sebagai musisi dan
produser papan atas, juga menapaki karier musiknya dari Potlot. Berikut sejarah
gang Potlot jadi saksi bisu perjalanan penuh warna Slank.
1. Perpindahan Keluarga Bimbim ke Jakarta
Sidharta M Soemarno dan Bunda Iffet, orang tua dari
Bimbim Slank, memutuskan untuk pindah dari Surabaya ke Jakarta demi masa depan
yang lebih baik. Awalnya, mereka mengontrak rumah di Jalan Dempo 1, kawasan
Kemayoran, dan menetap di sana selama kurang lebih tiga tahun.
Keluarga Sidharta kemudian memilih pindah ke sebuah gang
kecil yang belum memiliki nama di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan. Keputusan
inilah yang menjadi awal dari lahirnya komunitas musik legendaris di Gang
Potlot.
2. Nama "Potlot" Diambil dari Sebuah Pabrik
Pensil
Di depan gang kecil yang mereka tinggali, berdiri sebuah
pabrik potlot atau pensil yang menjadi penanda kawasan itu. Seiring waktu,
pabrik tersebut mengalami kebangkrutan dan pemiliknya memutuskan untuk menjual
tanahnya dalam bentuk kavling. Meski pabrik tersebut tutup, sang pemilik
berjasa besar dengan mengaspal gang kecil tersebut sebelum menjual lahannya.
Keberadaan pabrik potlot di dekat gang membuat masyarakat
sekitar akhirnya mulai menyebut kawasan itu sebagai Gang Potlot. Nama ini
melekat seiring berkembangnya komunitas baru yang menempati kavling-kavling
tersebut. Gang Potlot pun perlahan mulai dihuni oleh berbagai pendatang yang
membawa warna baru ke lingkungan tersebut.
3. Rumah Bimbim Menjadi Basecamp Bermusik
Rumah keluarga Bimbim di Gang Potlot kemudian menjadi
tempat berkumpulnya para remaja yang memiliki kecintaan terhadap musik. Sejak
tahun 1983, tempat ini menjadi saksi bagaimana anak-anak muda seperti Imanez
dan Bongky menghabiskan waktu mereka untuk bermain musik bersama. Semangat
berkarya mulai tumbuh kuat di lingkungan tersebut.
Melihat antusiasme anak-anak muda yang semakin besar,
Bunda Iffet mengambil langkah penting dengan membangun sebuah studio musik
sederhana di area rumah. Studio ini memberikan ruang bagi kreativitas
anak-anak, termasuk Bimbim dan Massto. Keberadaan studio ini menjadi titik awal
lahirnya komunitas musik yang kreatif di Potlot.
4. Studio Mulai Didirikan dan Munculnya Berbagai Band
Studio sederhana di rumah keluarga Bimbim melahirkan
berbagai band, seperti Band Lovina, yang digawangi oleh Massto dan Kaka, serta
Lemon Tea yang dipimpin oleh Oppie dan Bimbim. Lovina dan Lemon Tea ini yang
kemudian menjadi cikal bakal ekosistem musik kreatif Potlot.
Pada akhirnya, Bimbim mengajak Kaka untuk membentuk Slank
pada akhir tahun 1990. Tepatnya menjelang peluncuran album perdana Slank.
Awalnya, Kaka hanya berjanji bertahan dua tahun, namun perjalanan bersama Slank
membawanya terus bertahan hingga hari ini.
5. Gang Potlot Jadi Saksi Perjalanan Slank
Album debut Slank berjudul Suit...He-He (Gadis Sexy) yang
dirilis tahun 1990 menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia musik Indonesia.
Album ini tidak hanya sukses secara komersial dengan memenangkan BASF Awards
sebagai Album Terlaris kategori Musik Rock 1990-1991, tetapi juga menempatkan
Slank sebagai ikon musik rock Indonesia. Kesuksesan ini tidak lepas dari
komunitas kuat yang terbentuk di Gang Potlot.
Seiring bertambahnya popularitas, Slank memperluas
kiprahnya ke dunia internasional dengan tampil di Amerika Serikat dan Jepang.
Gang Potlot, yang dulunya hanya sebuah gang kecil, kini menjadi markas besar
Slank dan simbol lahirnya berbagai talenta musik besar di Indonesia. Dari tempat
inilah, semangat bermusik Slank terus menyala hingga hari ini.(kapanlagi.com)